Sehari Mati 4 Jam, Pengoperasian Intake Sijenjang dan Benteng Tidak Maksimal
Direktur Teknik Perumda Tirta Mayang, Mustazal Khomidi--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Dua Intake milik Perumda Tirta Mayang Kota Jambi mulai terdampak akibat kondisi debit Sungai Batanghari menyusut pada musim kemarau ini.
Hal ini mempengaruhi suplai air minum kepada para pelanggan Tirta Mayang, khususnya pada layanan Intake Sijenjang dan Intake Benteng.
Dua Intake tersebut tidak lagi maksimal dalam memproduksi air baku dari Sungai Batanghari, karena surutnya muka air Sungai Batangahri.
Hal ini diakui Direktur Teknik Perumda Tirta Mayang, Mustazal Khomidi. Ia mengatakan, pipa Intake sangat berpengaruh dengan kondisi Sungai Batangari.
BACA JUGA:Pemprov Beri 3 Pertimbangan Ranperda Limbah Regional
BACA JUGA:Akan Dilatih 15 Bagian Kurikulum BPIP 54 Paskibraka Mulai Jalani Pemusatan Latihan
"Kita lihat titik terendah 180. Harapan kita semoga tidak terjadi penurunan lagi," katanya.
Dengan ketinggian muka air selama musim kemarau ini, memaksa pihaknya mematikan pengoperasian pompa Intake Sijenjang dan Intake Benteng.
"Terpaksa kita matikan sekitar 3-4 jam dalam sehari, karena kondisi debit air," katanya.
Sehingga, terjadi pengurangan jam pengaliran pada 14 ribu pelanggan pada wilayah layanan Intake Benteng dan Intake Sijenjang.
Ia mengaku, dengan kondisi ini belum ada upaya lebih lanjut yang dilakukan pihaknya untuk pelanggan. Komplain dari pelanggan juga belum ada.
"Namun kita ada komitmen jika 24 jam tidak ada pengaliran air, maka akan kita suplai air tangki. Tetapi saat ini masih pengaturan jam pengaliran saja, belum terlalu mengganggu, karena matinya 2-3 jam setelah itu kita maksimalkan," tuturnya.
Sementara itu, Dirut Perumdam Tirta Mayang Dwike Riantara mengatakan, sudah satu pekan ini hampir setiap hari selama 4 jam pihaknya harus mematikan Intake Sijenjang dan Benteng. Karena terjadi penurunan signifikan pada muka air Sungai Batanghari.
"Kita sangat tergantung dengan Sungai Batanghari baik dari kualitas maupun kontinuitas," katanya.