Usulkan Rp 2,4 Miliar Bantuan Bapok

Langkah Pemprov Pastikan Ketersediaan dan Harga Jelang Nataru

JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi sudah memasang ancang-ancang untuk ketersediaan dan keseimbangan harga jelang Natal dan Tahun Baru mendatang. Sudah diajukan Rp 2,4 Miliar untuk supporting barang kebutuhan pokok (bapok), bersumber dari Belanja Tak Terduga (BTT) Pemprov.

Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman. "Kita sudah ajukan Rp 2,4 Miliar untuk supporting ini dan saat ini menunggu persetujuan pak Gubernur dalam waktu dekat," ucap Sudirman (28/11).

Ia mengakui langkah ini untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya, serta mencegah komoditas bapok yang berpengaruh menyumbang Inflasi. "Supporting bantuan ini untuk kebutuhan pokok jelang Nataru dan mencegah komoditas yang berpengaruh terhadap Inflasi," terangnya.

Yang disiapkan pemprov pada ajuan bantuan Rp 2,4 Miliar adalah bapok inti yang harganya rawan melambung tinggi. "Nanti komoditasnya seperti cabai, beras. Ini terbukti pada beberapa waktu lalu kita mendatangkan 14 ton cabai dan biasanya jumlah itu hanya habis dalam sehari," katanya.

Untuk pengaruh bantuan ini, bisa dilihat pada bulan mendatang. Bahkan ada indikasi angka inflasi meninggi di bulan ini.

"Karena saya dapat informasi dari BI agak tinggi inflasinya, di November tapi di Desember bisa terkendali," ungkapnya.

Dijelaskan Sudirman pada akhir Oktober Inflasi Jambi berada pada angka 2,44 persen. "Lalu pada November ini naik sedikit seperti Informasi BI, mudah-mudahan masih dibawah nasional," ucapnya.

Secara umum, ditambahkan Sekda,  langkah serius Pemprov untuk menekan kenaikan harga telah dilakukan dengan berbagai cara. "Salah satunya intervensi operasi pasar, lalu mengoptimalkan dana BTT, bekerjasama dengan Bulog, BI, dan BPS sebagai instansi yang mensupport usulan komoditas yang perlu diintervensi," terangnya.

Dari pantauan Jambi Ekspres harga cabai di toko kecil di pinggir jalan Kota Jambi bisa mencapai Rp 13 ribu per satu on. Alias 1 kilogramnya bisa mencapai Rp 130 ribu. Harga itu jelas tinggi dari harga normalnya yang hanya Rp 30 ribu per kilo. Pedangang pun mengaku pasrah dengan keadaan ini. "Kita bingung juga harga mahal ini jadi ambil sedikit, tak peduli cabai dari daerah mana yang penting kita ambil dan bisa jualan, walaupun sedikit bahannya ini, kami tunggu betul bantuan pemerintah untuk sembako ini agar tak melangit lagi harganya," pungkasnya. (aba)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan