Terkendala Minim Ilmu Penerapan, Budidaya Kerang Darah Jalan Ditempat
Pengembangan budidaya kerang darah di Tanjabtim dibilang belum dapat berkembang. --
MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO - Pengembangan budidaya kerang darah di Kabupaten Tanjabtim bisa dibilang belum dapat berkembang. Pasalnya, sampai saat ini budidaya kerang darah tidak sesuai dengan harapan, karena masih jalan ditempat.
Terkait hal itu Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tanjabtim, Hendri mengatakan, kendala dari tidak berkembangnya budidaya kerang darah tersebut lantaran masih minim ilmu penerapan yang dilakukan petani di lapangan.
"Jadi kita akan belajar dengan Daerah yang berhasil membudidayakan kerang darah tersebut. Seperti di daerah Kabupaten Rokan Hilir," katanya.
BACA JUGA:DBH Sawit, Tanjabtim Dapat Pembangunan Jalan dar Pusat
BACA JUGA:KPM PKH di Tanjabtim Berkurang, Ternyata Ini Penyebabnya
Diakuinya, saat ini pihaknya juga sudah berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, agar kelompok nelayan budidaya Tanjabtim bisa belajar kesana. Respon mereka Alhamdulillah sangat positif dan siap untuk membantu. "Mereka siap membantu kita, dan jadwal pertemuannya masih direncanakan," jelasnya.
Pontensi kerang darah ini, tambahnya, selain memiliki nilai ekonomis tinggi, waktu panen juga cukup singkat.
BACA JUGA:Akibat Banjir Kiriman, Ribuan Hektar Lahan Pertanian di Tanjabtim Terancam Gagal Panen
BACA JUGA:Gas Melon Langka, Warga Tanjabtim Tagih Janji Pertamina
Terhitung mulai dari tebar benih, Delapan bulan kemudian kerang dara dapat di panen. Di Kabupaten Tanjabtim hanya ada dua kecamatan yang ada budidaya kerang darah, yakni Kecamatan Mendahara dan Kecamatan Muara Sabak Timur.
"Informasinya tabur 1 benih bisa panen 10 benih. Dari tabur 10 kg panen 100 kg. Dan jika nelayan di Kabupaten Tanjabtim mampu mengembangkan kerang darah ini tentu dapat meningkatkan pendapatan nelayan," terangnya. (*)