Kemarau Diprediksi Hingga Juni, Pemprov Siapkan Penganggaran Penanganan Karhutla
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramalkan bahwa awal musim kemarau di Provinsi Jambi diprediksi akan dimulai pada rentang waktu Mei hingga Juni 2024.
Dalam mengantisipasi hal ini, Pemerintah Provinsi Jambi telah melakukan persiapan dari segi anggaran dan personel.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman, mengungkapkan bahwa setiap tahun, daerah ini selalu dihadapkan pada berbagai bencana hidrometeorologi yang memerlukan kewaspadaan, termasuk risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang rentan terjadi antara bulan Juni hingga Oktober.
"Dari segi penganggaran dan ketersediaan personel, kami telah melakukan persiapan dan sudah siap untuk bertindak, termasuk menurunkan personel ke lapangan untuk memonitor lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi karhutla," ungkap Sudirman.
Sekda juga mengingatkan Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, serta unsur TNI, Polri, dan masyarakat agar senantiasa waspada terhadap bahaya karhutla.
BACA JUGA:Waspada! BMKG Imbau Masyarakat Jambi Siaga Hadapi Potensi Hujan Lebat
BACA JUGA:Dua Pelaku Begal Driver Taksi Online di Jambi Berhasil Ditangkap Polisi, Ini Identitasnya
"Wilayah Jambi memiliki lahan gambut yang sangat sensitif, sehingga kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla," tambahnya.
Berdasarkan data terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, jumlah luas lahan yang terkena Karhutla mencapai 1.414,86 Hektare (Ha).
Dari jumlah tersebut, lahan mineral mendominasi sebanyak 1.214,92 Ha, sementara lahan gambut mencapai 197,97 Ha.
Kabupaten Batanghari menjadi daerah penyumbang terbesar Karhutla dengan luas area mencapai 598,04 Ha, diikuti oleh Sarolangun dengan 292,98 Ha.
BACA JUGA:Tragedi di Jalanan Bungo, Satu Keluarga Tewas Diduga Menghirup Gas Beracun di Dalam Mobil
BACA JUGA:Pencarian Driver Taksi Online Hilang Berujung Duka, Diduga Jadi Korban Begal
Kemudian Tebo dengan 200,70 Ha, Muaro Jambi dengan 76,47 Ha, Tanjabtim dengan 68,60 Ha, Tanjabbar dengan 65,18 Ha, Bungo dengan 55,60 Ha, Merangin dengan 53,32 Ha, dan Kota Jambi dengan 4,00 Ha. Sementara Kerinci dan Sungai Penuh tidak terdampak oleh Karhutla.