Sebuah Ruang Kebangsaan Dalam Petak Mungil di Pulau Pinang

Kamis 22 Aug 2024 - 20:23 WIB
Editor : Jurnal

Cerita Sanggar Bimbingan Permai di Penang Peringati HUT RI

Ruangan 4x10 m2 itu segera penuh oleh anak-anak dan sejumlah orang tua murid yang juga bersemangat mengikuti upacara peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan RI. Jika anak-anak semua berbaris paling depan, maka orang tua yang mayoritas para ibu berdiri berbaris di bagian belakang.

 

DALAM ruangan berukuran sekitar 4x10 meter persegi (m2), sembilan anak dari Sanggar Bimbingan Permai di Penang, Malaysia, sore itu 

tampak sibuk berlatih menjadi petugas upacara. Beberapa lainnya, dengan usia lebih belia, asyik berlarian ke sana ke mari.

Sejumlah ibu yang merupakan wali murid dari anak-anak itu sabar menunggu, duduk di sudut berbeda sambil memperhatikan jalannya latihan upacara yang diadakan untuk memperingati HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia esok hari.

Tidak memakan waktu lama. Maklum, sejak pagi, lebih dari 40 anak yang memiliki rentang usia pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah dasar (SD) itu bersama guru sanggar bimbingan sudah mengawali kegiatan dengan beberapa macam lomba 17-an.

Ada lomba makan kerupuk, sarung estafet, dan memasukkan pensil ke dalam botol. Ruangan mungil itu kontan riuh oleh teriakan anak-anak yang saling memberi semangat, ataupun pertengkaran-pertengkaran kecil.

Dengan sisa tenaga yang ada, satu guru sanggar bimbingan dibantu tiga mahasiswa dari beberapa Universitas Muhammadiyah di Indonesia yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di pusat pendidikan non-formal bagi anak-anak pekerja migran itu membantu melatih sembilan anak yang bertugas menjadi petugas upacara.

Memang tidak seketat latihan pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) yang biasanya dilatih oleh personel militer. Namun guru pembimbing dan kakak-kakak mahasiswa KKN di sana juga tidak kalah tegas melatih sembilan petugas upacara tadi.

 Sekali terlihat ada yang tidak serius berlatih, seketika itu pula kena tegur oleh mereka.

Itu tugas pertama mereka, menjadi petugas upacara untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI. Bagi para orang tua, itu tentu merupakan sebuah kebanggaan, di mana anak-anak mereka dapat berpartisipasi melakukan sesuatu untuk menunjukkan kebangsaan mereka.

Dalam latihan upacara pada siang menjelang sore hari itu sedikit mengalami perubahan pada rangkaian pelaksanaannya. Ternyata, belum ada pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI di sana sehingga buru-buru Wakil Presiden Pertubuhan Masyarakat Indonesia Pulau Pinang (Permai) Penang Khozaeni Rahmat yang ikut mengawasi jalannya latihan meminta tolong agar teks yang 79 tahun lalu dibaca oleh Soekarno dibacakan juga dalam upacara besok.

Segera saja mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Fitrah Mujahidah dengan cekatan mencetak teks proklamasi yang diminta Khozaeni yang akrab disapa Pak E itu. Adapun guru sanggar bimbingan dan dua mahasiswa KKN lainnya, yakni Mazidah Sabila Salam dari Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Ghani Sasi Kirana dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto melanjutkan melatih anak-anak itu.

Pada Jumat (16/8) sore itu, semua suda siap. Tinggal melakukan gladi resik besok pagi sebagai pemantapan terakhir sebelum pelaksanaan upacara HUT RI.

Kategori :