Minta Dibuka Jalur Darat dengan Pembatasan Armada
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Sejak beberapa pekan lalu aktivitas angkutan batu bara melalui jalur sungai batanghari ternyata sudah terhenti. Penyebabnya, debit air yang surut atau dangkal. Penghentian operasi itu membuat tenaga kerja di perusahaan batu bara terpaksa dirumahkan. Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB) Provinsi Jambi meminta kebijakan konkret (jelas) pemerintah untuk kelanjutan usahanya. Agar dibuka jalur darat dengan pembatasan jumlah kendaraan.
Ketua Bidang Air PPTB Provinsi Jambi Sapuan Ansori mengakui hal itu. Menurutnya, pihaknya sudah bersurat kepada pemprov Jambi. Bahkan dari catatan pihaknya tak dilakukan distribusi sudah hitungan bulan.
"Kami telah bersurat meminta kepada pemerintah memperhatikan penambang karena tenaga kerja, supir, operator alat di kabupaten Batanghari sudah dirumahkan karena tak ada pengiriman jalur ari ini," kata Sapuan kepada Jambi Ekspres (30/8).
Menurutnya, dampak dari pemutusan tenaga kerja itu berdampak inflasi akan tinggi. Lantaran mayoritas pendapatan masyarakat di beberapa kecamatan kabupaten Batanghari bekerja di sektor batu bara.
BACA JUGA:Peserta NMAX Tour Boemi Nusantara akan Singgah di Kerinci
BACA JUGA:Peserta BPJS Ketenagakerjaan Batanghari Terima Santunan 48 Kali Upah
"Untuk itu kami Batanghari ini ingin disetarakan dengan Sarolangun, Merangin dan Muaro Jambi, karena bisa langsung jalur darat provinsi tetangga atau dekat dengan pelabuhan (stokpile batu bara). Sedangkan di Batanghari kami diarahkan membawa batu bara di pelabuhan terdekat namun saat ini tidak berfungsi karena tengah musim kemarau," ucapnya.
"Jadi kami ingin solusi kongkrit dari pemerintah tentang pengusaha yang ada di Batanghari. Tolong pemerintah memikirkan nasib pengusaha dan masyarakatnya," kata Sapuan yang juga anggota DPRD Provinsi Jambi ini.
Ia mengakui, pihak PPTB meminta segera ada solusi jangka pendek.
"Kami meminta dibuka jalur darat namun dengan pembatasan armada. Yang penting bisa bernafas dulu, karena keadaan air surut sudah 3 bulan," akunya.
Terpisah, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi Johansyah mengakui angkutan batu bara jalur sungai tak beroperasi lagi lantaran air surut pada musim kemarau.
"Saat ini tak beroperasi sekali angkutan batu bara lewat sungai. Terkait pemenuhan kuota pengiriman batu bara nantinya akan kita kejar saat musim hujan distribusi batu bara di jalur air ini," kata Johansyah kepada Jambi Ekspres (30/8/2024).
Menurutnya, PPTB juga sudah menyampaikan surat kepada Satgaswasgakkum dan Pemprov. Tindak lanjutnya akan dilakukan kajian yang dalam.
"Karena kondisi kita harus dikaji betul-betul jangan dianggap tidak fokus," katanya.