BACA JUGA:Wabup Tanjabtim Konvergensi Stunting Lintas Sektoral ke Nipah Panjang
"Pernikahan dini memberikan dampak yang besar terhadap stunting, kemiskinan ekstrem, dan kematian ibu. Banyak pasangan yang menikah tidak siap secara fisik dan kesehatan untuk memiliki anak, sehingga kondisi ini memperburuk angka stunting di daerah kita," ungkapnya.
Untuk mengatasi isu pernikahan dini, Pjs Bupati mengajak semua pihak, termasuk dinas kesehatan, OPD, dan kader posyandu, untuk melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat.
"Kita harus menggunakan pendekatan yang lebih edukatif dan persuasif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat. Edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak serta bahaya pernikahan dini harus terus kita tingkatkan. Ini adalah tugas kita bersama untuk membuat perubahan yang lebih baik," pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Rusdi, mewakili Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat, menyampaikan laporan mengenai hasil pelaksanaan kegiatan penimbangan dan pengukuran balita stunting per Puskesmas pada Agustus 2024.
BACA JUGA:Pondasi Cegah Stunting, SAH Dorong Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal
BACA JUGA:Wawako Antos Dorong TPPS Capai Tergek 100 Persen dalam Penurunan Stunting
Ia melaporkan bahwa jumlah balita stunting di Tanjung Jabung Barat tercatat sebanyak 862 jiwa, mengalami penurunan dari 993 jiwa pada Agustus 2023.
Meskipun demikian, Rusdi menekankan bahwa wilayah pesisir dengan kondisi lahan gambut masih menjadi daerah dengan angka stunting tertinggi, yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah.
Dengan adanya laporan tersebut, Pjs Bupati berharap bahwa kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait dapat terus ditingkatkan untuk menekan angka stunting dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
BACA JUGA:Atasi Stunting Butuh Komitmen Kuat Semua Pihak
BACA JUGA:Pengukuran Stunting Jauh dari Target, Realisasi Baru 45,35 Persen dari Target 90 Persen
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat. Mari kita berkomitmen untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah stunting demi masa depan anak-anak kita," tutup dr. Fery Kusnadi. (*)