KUALA TUNGKAL, JAMBIEKSPRES.CO–Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Tanjung Jabung Barat, dr. H. MHD. Fery Kusnadi, Sp.OG, mengajak semua pihak untuk melakukan aksi nyata dalam penanggulangan stunting di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Seruan ini disampaikan dalam kegiatan Aksi 7 Publikasi Data Stunting Tahun 2024 yang berlangsung di Pola Pertemuan Kantor Bupati pada Kamis, 26 September.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai stakeholder, termasuk Sekretaris Daerah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Direktur RSUD Daud Arif, Direktur RSUD Suryah Khairuddin, para Camat, Kepala Puskesmas, serta Ketua Penggerak PKK.
BACA JUGA:Fokus Pemerintah Kabupaten Merangin Tangani Kasus Stunting dan KEK
BACA JUGA:Tekan Stunting, Gencar Pantau Ibu Hamil dan Balita
Dalam arahan yang disampaikan, Pjs Bupati menegaskan bahwa publikasi data stunting merupakan langkah awal yang penting, namun tidak cukup jika tidak diikuti dengan tindakan intervensi yang konkret di lapangan.
"Kita tidak boleh hanya sekadar mempublikasikan data. Publikasi itu penting, tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana kita melakukan intervensi yang nyata di masyarakat. Masalah stunting ini adalah masalah serius yang harus diselesaikan dengan aksi langsung, bukan hanya dengan data di atas kertas," tegas dr. Fery Kusnadi.
Pjs Bupati juga menekankan bahwa intervensi yang dilakukan harus bersifat holistik dan menyasar perbaikan kondisi masyarakat secara luas.
BACA JUGA:Konvergensi Stunting Diharapkan Bisa Turunkan Angka Stunting
BACA JUGA:Intervensi Stunting Melalui Pelatihan Memasak
Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang hanya berfokus pada individu tidak akan memberikan dampak yang signifikan.
"Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana memperbaiki kondisi masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya melakukan intervensi secara individual. Ini adalah pekerjaan besar yang membutuhkan sinergi antara semua pihak untuk mencapai hasil yang lebih baik," tambahnya.
Dalam diskusi yang berlangsung, dr. Fery juga menyoroti masalah pernikahan dini yang menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka stunting di daerah tersebut.
Ia menjelaskan bahwa pernikahan dini tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga berkontribusi pada kemiskinan ekstrem dan tingginya angka kematian ibu.
BACA JUGA:1.938 Balita di Kabupaten Batanghari Mengalami Stunting