Keunikan lain dari Kampung Pekijing adalah terdapatnya rak-rak buku yang berada di sepanjang jalan kawasan perkampungan.
Dengan total 10 rak buku, sebagian dibuat oleh masyarakat sekitar dan sebagian merupakan hibah dari mahasiswa, hingga Muhammad Zinedine Alam Ganjar, putra seorang tokoh nasional.
Sebagai salah satu tujuan wisata, di Kampung Pekijing juga terdapat beberapa titik, seperti panggung literasi, area camping keluarga dan lain-lain. Rak-rak buku tersebut turut ditempatkan di area-area publik tadi.
Didatangkan ke Rumah
Buku-buku didatangkan langsung ke rumah warga karena sebelumnya, pada saat masa pandemi COVID-19, warga sempat terdistraksi dengan permainan (gim) dan media sosial karena kurangnya aktivitas.
Dengan adanya tim perpustakaan berkeliling ke rumah-rumah warga, menjadi salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan pada game online melalui telepon seluler (ponsel) yang biasanya setiap hari tidak pernah lepas dari genggaman anak-anak.
Bahkan, dari hasil membaca, kini masyarakat memiliki aktivitas serta keterampilan untuk mendorong kebutuhan ekonomi keluarganya, di antaranya melakukan budi daya tanaman, budi daya ikan lele, hingga membuat kerajinan dari limbah plastik dan kayu yang berhasil dijual melalui daring maupun luring.
Kini, Pekijing menjadi kampung wisata budaya dan literasi. melalui program perpustakaan inklusi sosial, yang berarti bahwa bagaimana perpustakaan dapat menciptakan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Program perpustakaan inklusi sosial, merupakan kemitraan antara pemerintah setempat dan masyarakat terjadi dengan baik, dimana inklusi sendiri merupakan pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang terbuka bagi masyarakat dengan beragam latar belakang dan kondisi, seperti status sosial, suku, dan budaya.
Kampung Pekijing juga menjadi juara dalam perlombaan "kampung resik lan aman" atau dalam bahasa Indonesia berarti "kampung bersih dan aman" yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang. (ant)