JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Basnang Said, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp139 triliun sebagai “Dana Abadi Pesantren” dalam bentuk beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Basnang menjelaskan bahwa dana ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di pesantren di seluruh Indonesia.
"Dana tersebut akan dialokasikan untuk beasiswa program degree dan short course ke luar negeri bagi ustadz dan santri," jelasnya dalam keterangan resmi.
BACA JUGA:Fakta-Fakta Terkait Kasus Santri di Aceh yang Disiram Air Cabai oleh Istri Pimpinan Pesantren
BACA JUGA:Bantuan Pemprov Untuk Pondok Pesantren Sudah Dikucurkan Rp 77,5 Miliar
Ia menambahkan bahwa pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung kaum santri dengan meningkatkan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi dan pendidikan pesantren.
Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp250 miliar yang digunakan untuk memberangkatkan kelompok pertama penerima beasiswa ke Jordania pada Rabu (16/10).
"Selanjutnya, program ini juga akan melibatkan negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris," tambahnya.
Program ini merupakan implementasi dari UU No 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, yang terwujud dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2021 tentang Dana Abadi Pesantren.
Selain itu, Kemenag juga meluncurkan Program Kemandirian Pesantren, yang telah berhasil membantu pesantren untuk membangun badan usaha mandiri.
Sejak diperkenalkan pada 2023, program ini telah menjangkau 2.074 pesantren dengan 275 jenis usaha yang didukung.
Basnang mengharapkan bahwa pada tahun 2024, sekitar 1.500 pesantren akan menerima bantuan, meskipun saat ini baru 836 pesantren yang telah mendapatkan dana.
BACA JUGA:Temui Pimpinan Pondok Pesantren, Sudirman Mulai Aksi
BACA JUGA:Bangun Sinergitas, Mahad Aly dan PTKIN Membuka Jalan bagi Lulusan Pesantren
Ia menekankan pentingnya kemandirian ekonomi pesantren untuk menghindari pengaruh kepentingan politik lokal, sehingga fungsi pendidikan dan dakwah bisa berjalan lebih efektif.