SUNGAIPENUH, JAMBIEKSPRES.CO– Rehabilitasi halaman Gedung Nasional Kota Sungai Penuh sepertinya tidak kunjung selesai.
Pada tahun 2023, anggaran yang disediakan sebesar Rp 1,8 milyar, dan tahun ini kembali dianggarkan sebesar Rp 2,5 milyar.
Anggaran yang digunakan untuk proyek Taman Tugu 17 Dinas Perkim Kota Sungai Penuh telah mencapai Rp 4,3 milyar. Dari anggaran tersebut, telah terjadi tumpang tindih pekerjaan.
BACA JUGA:Proyek Rehab Jalan Pendung Hiang Sudah Lama Dianggarkan, Ini Penjelasan PUPR
BACA JUGA:Proyeksi Transaksi Ekonomi Digital Indonesia Mencapai 360 Miliar Dolar pada 2030
“Ini tahun kemarin sudah dipasang batu andesit, sekarang dibongkar lagi. Kami lihat perencanaan pekerjaannya tidak beraturan, sehingga merugikan keuangan negara,” ujar Wadi, salah seorang warga Kota Sungai Penuh.
Pada tahap pertama, halaman Gedung Nasional diberikan batu andesit dari ujung jalan utama lampu lalu lintas hingga batas kantor PM Sungai Penuh. Di sana, halaman ini dilengkapi dengan kursi panjang dan bola-bola.
Kemudian, pada tahun 2024, di lapangan terlihat bahwa batu andesit yang sudah terpasang dibongkar untuk membuat tiang-tiang.
Selain itu, batu andesit yang terpasang juga hilang karena tertimpa pot bunga yang sedang dikerjakan.
“Sayang sekali dana yang dikucurkan APBD tahun 2023 sebesar Rp 1,8 milyar terbuang sia-sia. Seharusnya, jika pekerjaannya dilakukan secara bertahap, hasilnya tidak seperti ini. Justru, pekerjaannya malah lebih banyak lagi dan dananya bisa digunakan untuk hal lain,” ujarnya.
BACA JUGA:Proyek Tol Palembang-Betung Dimulai, Hutama Karya Targetkan Selesai Akhir 2025
BACA JUGA:Galian Proyek Makan Korban, Dinas PUPR Lakukan Investigasi
Selain itu, kerusakan batu andesit tidak hanya disebabkan oleh pekerjaan tahap dua, tetapi juga oleh pekerjaan Gedung Nasional yang sekarang baru dimulai.
“Material yang lalu lalang melewati batu andesit ini. Lama-kelamaan bisa hancur, dan pekerjaan ini juga tidak akan tahan lama,” ujarnya. (*)