Chamdawati, Pejuang Sampah dari Kudus yang Gigih Sadarkan Masyarakat
Banyak daerah dan komunitas dihadapkan pada permasalahan sampah karena mereka belum bisa menanganinya dengan tuntas, terutama sampah rumah tangga. Akibatnya, muncul kekumuhan dan bau di lingkungan sekitar.
---
KELUHAN kadang muncul ketika sampah rumah tangga belum diambil petugas sesuai jadwal. Padahal, sampah organik menguarkan bau menyengat sehingga menyulut gunjingan warga sekitar.
Permasalahan sampah yang tidak terambil secara rutin sesuai jadwal, mengakibatkan terjadinya penumpukan. Di sisi sama, truk pengangkut sampah ke tempat-tempat penampungan sementara tidak mampu mengambil seluruhnya karena jadwalnya harus bergiliran dengan tempat lain.
Mengetahui permasalahan sampah yang sering menimbulkan kepanikan itu, muncul kesadaran seorang ibu empat anak dari Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Chamdawati untuk turut membantu menyelesaikannya.
BACA JUGA:Pertamina Dorong Pengelolaan Sampah Organik Lewat Program Apartemen Maggot 21 di Kota Jambi
BACA JUGA:Mahasiswa Unja Ciptakan Sabun Organik Daun Kersen Atasi Masalah Kulit
Chamdawati saat ditemui ANTARA di kediamannya, saat itu tengah sibuk menata sampah plastik yang baru saja dicuci dan kering setelah dijemur di bawah terik sinar Matahari. Di dekatnya juga tampak berjajar aneka kerajinan dari sampah plastik yang sudah jadi dan siap jual.
Tampak pula anyaman dari plastik yang memanjang dalam jumlah banyak, yang nantinya siap dibuat tas maupun kerajinan lain yang layak jual.
Di tengah kesibukannya, perempuan 55 tahun itu bercerita keinginannya terjun membantu mengurai permasalahan itu dengan menekuni kerajinan dari bahan sampah.
Baginya, betapa penting mengubah kebiasaan dalam mengelola sampah secara bijak, dimulai dari memilah sampah di lingkungan rumah maupun tempat kerja.
Dengan langkah sederhana tersebut, dia ingin mengajak warga sekitar mengubah pola pikir menuju praktik reduce, reuse, recycle dalam kesehariannya.
Tekadnya itu mempertemukan dirinya dengan berbagai pihak, mulai dari pejabat Pemerintah hingga ibu-ibu rumah tangga yang masih satu frekuensi peduli terhadap lingkungan dan penanganan sampah.
Ia juga berhimpun dengan ibu-ibu rumah tangga yang juga memiliki hobi serupa dan tergabung dalam komunitas peduli lingkungan membuat aneka kerajinan dari bahan sampah rumah tangga yang tidak terpakai.