Emas Menguat, Didorong Inflasi dan Gejolak Geopolitik

Selasa 03 Dec 2024 - 11:55 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Inflasi Indonesia pada bulan November 2024 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,30%, lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi bulan sebelumnya yang hanya 0,08%.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyoroti beberapa faktor yang memengaruhi inflasi bulan ini, salah satunya adalah tekanan terhadap harga emas domestik yang turut mendorong inflasi.

Pelemahan Rupiah Jadi Pendorong Inflasi
Andry menjelaskan bahwa meskipun harga emas global turun, faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu pendorong utama bagi kenaikan harga emas domestik.

Hal ini juga berkontribusi pada inflasi bulanan yang tercatat pada angka 0,30%.
"Depresiasi rupiah memberi dampak langsung pada harga emas domestik. Meskipun harga emas internasional mengalami penurunan karena aliran modal yang masuk ke dolar AS, pelemahan rupiah justru membuat harga emas dalam negeri naik. Kenaikan harga emas domestik ini, pada gilirannya, menambah tekanan inflasi, terutama pada sektor pengeluaran perawatan pribadi," ujar Andry kepada ANTARA di Jakarta.

BACA JUGA:Tekan Inflasi, Pjs. Bupati Tanjabbar Tekankan Pentingnya Kolaborasi

BACA JUGA:Ruang Penurunan BI-Rate Tergantung pada Inflasi dan Nilai Tukar
Selain itu, Andry juga menekankan bahwa pergerakan harga pangan di Indonesia menunjukkan pola yang tidak merata.

Beberapa komoditas mengalami penurunan harga, sementara yang lainnya, seperti bawang merah, mencatatkan lonjakan harga yang cukup signifikan.

Hal ini mencerminkan adanya ketidakseimbangan pasokan yang berpotensi memengaruhi pola inflasi secara keseluruhan.

Harga Pangan dan Dampaknya terhadap Inflasi
Sektor makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi bulan November.

Andry mengungkapkan bahwa sektor ini mengalami lonjakan signifikan dengan inflasi bulanan sebesar 0,78% (month-to-month/m-t-m), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 0,03% pada bulan Oktober.
"Kenaikan harga pangan ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya pasokan komoditas tertentu yang sebelumnya melimpah akibat musim panen. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah perlu ditingkatkan untuk menekan fluktuasi harga yang dapat merugikan konsumen," tambahnya.
Di sisi lain, harga beras justru mengalami deflasi, yang berarti harga beras turun. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam pasokan pangan yang bisa berdampak pada inflasi secara keseluruhan.

BACA JUGA:Pemkab Sarolangun Galakkan Program SATU KENDALI untuk Pengendalian Inflasi

BACA JUGA:GNPIP Kota Jambi, Sinergi Pengendalian Inflasi BI dan TPID Kota Jambi

Oleh karena itu, pengelolaan distribusi pangan yang lebih baik sangat diperlukan.

Inflasi Tahunan Menurun, Namun Masih Terjaga
Dari sisi inflasi tahunan (year-on-year/yoy), angka inflasi Indonesia tercatat 1,55% pada November 2024, sedikit menurun dibandingkan dengan angka 1,71% pada Oktober 2024.

Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh efek dasar (base effect) yang tinggi pada periode yang sama tahun lalu.
Andry menyebutkan bahwa penurunan inflasi tahunan ini tidak serta merta menunjukkan kondisi yang buruk, namun lebih disebabkan oleh tingginya inflasi pada November 2023 yang memberi dampak pembanding yang lebih tinggi.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa inflasi tetap terkendali, meskipun ada beberapa tekanan harga pada komoditas tertentu," jelasnya.

Proyeksi Inflasi Menjelang Akhir Tahun
Meskipun inflasi tahunan menunjukkan penurunan, Andry memproyeksikan adanya tekanan inflasi tambahan menjelang akhir tahun.

Salah satu faktor yang berpotensi memberikan tekanan pada harga-harga adalah meningkatnya permintaan selama musim liburan, yang dapat mendorong harga beberapa barang dan jasa naik.
Meski demikian, Bank Mandiri memprediksi inflasi pada tahun 2024 akan berada pada angka 1,98%, yang tetap menunjukkan stabilitas harga secara keseluruhan.

Andry menekankan bahwa meskipun ada tekanan inflasi jangka pendek, terutama pada sektor makanan dan perawatan pribadi, inflasi secara umum masih dapat dikendalikan.

Faktor Global yang Memengaruhi Inflasi Indonesia

Andry juga mengingatkan bahwa tantangan eksternal tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai.

Kategori :

Terkini

Kamis 09 Jan 2025 - 22:57 WIB

Cabut Izin Distributor Pupuk

Kamis 09 Jan 2025 - 22:56 WIB

35 PMI Dideportasi Dari Malaysia

Kamis 09 Jan 2025 - 22:37 WIB

Kerinci Buka Asa Ke Semifinal