JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menegaskan bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif, penting untuk memberikan kesempatan penuh kepada penyandang disabilitas.
Ia menilai bahwa pelibatan mereka bukan hanya sekadar simbol, tetapi harus berbentuk aksi nyata.
"Teman-teman penyandang disabilitas perlu diberi ruang untuk menggali potensi mereka. Inklusivitas bukan hanya sekadar jargon, tetapi harus diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan," kata Isyana dalam acara di Jakarta.
Isyana juga mengingatkan bahwa setiap individu memiliki ritme dan kecepatan yang berbeda dalam mencapai tujuan hidupnya.
BACA JUGA:BKKBN Soroti Prevalensi Stunting di Kabupaten Tebo dan Tanjabtim
BACA JUGA:BKKBN Sosialisasikan Cegah Stunting Sejak Dini
Oleh karena itu, menurutnya, sangat penting untuk terus memberi dukungan dan mengajak teman-teman difabel untuk berkolaborasi dalam menciptakan ruang yang lebih inklusif.
"Beberapa orang mungkin masih menghadapi stigma negatif terkait disabilitas mereka. Kita perlu merangkul mereka, agar mereka tidak merasa terpinggirkan. Justru, kita harus mengajak mereka untuk berkolaborasi demi menciptakan kehidupan yang lebih baik," tambahnya.
Isyana menekankan bahwa meskipun terkadang tujuan hidup dapat berubah seiring waktu, hal tersebut justru bisa menjadi semangat untuk terus berusaha dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Ia mengajak semua pihak untuk tidak mudah menyerah meskipun jalannya berbeda-beda, karena setiap orang memiliki peran dan potensi yang unik.
"Penting untuk tidak patah semangat meski mungkin kecepatan kita berbeda. Setiap orang memiliki jalan dan tujuan hidupnya masing-masing. Jika perlu, kita revisi tujuan tersebut agar bisa terus memaksimalkan potensi diri kita," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Isyana juga mengungkapkan bahwa Kemendukbangga/BKKBN telah melakukan berbagai upaya untuk menginklusi teman-teman difabel.
Salah satunya adalah melalui program Duta Genre Inklusi yang telah berjalan sejak 2008, di bawah Direktorat Ketahanan Remaja.
"Kami menyadari bahwa tidak semua orang bisa menjadi bagian dari Duta Genre. Namun, kami percaya bahwa teman-teman difabel yang memiliki potensi dan prestasi juga berhak mendapatkan wadah, seperti yang kami lakukan dengan Duta Genre Inklusif," pungkasnya. (*)