
Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang teratur sangat penting agar tubuh tetap segar dan pikiran lebih fokus.
Nurul menyarankan agar seseorang menyesuaikan jadwal tidur dengan waktu sahur dan berbuka, serta menghindari begadang tanpa alasan yang jelas.
4. Jaga Hubungan Sosial
Berinteraksi dengan keluarga, teman, atau komunitas bisa meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stres.
Kegiatan seperti berbuka puasa bersama, menghadiri kajian, atau sekadar berbicara dengan orang terdekat dapat memberikan dukungan emosional.
“Jangan ragu untuk bercerita atau meminta dukungan dari orang-orang terdekat jika merasa stres atau tertekan,” tambahnya.
5. Kurangi Perbandingan di Media Sosial
Di era digital, banyak orang merasa tertekan karena membandingkan dirinya dengan kehidupan orang lain yang terlihat ‘sempurna’ di media sosial.
Hal ini, menurut Nurul, bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
“Fokuslah pada diri sendiri dan buatlah target yang realistis selama Ramadhan. Jangan membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, karena setiap individu punya perjalanan masing-masing,” pesannya.
Dengan menjaga pola makan, tidur yang cukup, hubungan sosial yang positif, serta mengelola ekspektasi dengan bijak, kesehatan mental selama Ramadhan dapat tetap terjaga.
“Ramadhan seharusnya menjadi momen refleksi dan ketenangan, bukan ajang perlombaan atau beban mental,” tutupnya. (*)