JAKARTA-Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati menyatakan revolusi industri yang bergerak begitu cepat.
Pada dasarnya ini merupakan peluang yang harus bisa dimanfaatkan terutama untuk mengembangkan vokasi.
“Melalui kebijakan Merdeka Belajar pemerintah terus mengupayakan sistem pendidikan vokasi yang terbuka dan luwes agar dapat menyesuaikan dan beradaptasi,” katanya dalam keterangan di Jakarta.
Kiki menuturkan optimalisasi pemanfaatan revolusi industri terhadap pengembangan pendidikan vokasi salah satunya dilakukan melalui Merdeka Belajar.
BACA JUGA:Sekolah Vokasi UGM Jalin Kemitraan Dengan Usaha Kuliner
BACA JUGA:Kemendikbudristek Dukung Pendidikan Vokasi Industri Kreatif
Ia menjelaskan kebijakan tersebut dapat mendorong pendidikan vokasi untuk terus melahirkan terobosan pembelajaran serta mengajarkan keterampilan yang sesuai kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.
“Dengan demikian pendidikan vokasi akan terus relevan sampai kapan pun,” ujarnya.
Pakar Pemasaran sekaligus Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya mengatakan tidak ada cara lain bagi setiap individu untuk terus belajar dan memperbarui kompetensi mereka.
Menurutnya, Indonesia perlu memperkuat pendidikan vokasi agar terus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang relevan dengan perkembangan zaman.
Terlebih lagi, urgensi tersebut semakin menguat di tengah bonus demografi di Indonesia sehingga pendidikan vokasi berperan penting dan mempunyai prospek sebagai solusi menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan kompeten.
BACA JUGA:Berikan Dana Kompetitif Kepada 79 Perguruan Tinggi Vokasi
Meski demikian, ia menekankan pendidikan vokasi jangan hanya mengejar kecakapan yang lekat dengan teknologi saja namun juga harus dibekali dengan keterampilan dasar seperti kepemimpinan dan disiplin agar menjadi solusi bagi tantangan dunia kerja.
“Pandangan saya saat ini pendidikan vokasi telah mengacu pada penguasaan keahlian tertentu,” kata Hermawan. (ant)