Kami Ingin Membangun Samarinda Menjadi Kota Peradaban

Senin 22 Jan 2024 - 17:56 WIB
Editor : Adriansyah

Di atas Kapal Pesut, penumpang bukan sekadar wisatawan. Mereka adalah bagian dari cerita yang Mahakam tuliskan setiap hari. Sebuah kisah tentang kehidupan yang mengalir bersama sungai, tentang kota yang tumbuh di atas denyut nadi airnya.

Beragam Fasilitas Kapal Susur Sungai

Salah satu kru kapal wisata susur Sungai Mahakam Samarinda, Abdul Sani, menceritakan bahwa wisata susur sungai ini dicetuskan atas prakarsa dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Sejak diresmikan pada 10 Mei 2018, animo masyarakat mengalir bak alun Mahakam.

Dahulu hanya tersedia empat kapal, kini sudah tersedia enam kapal.

Armada wisata susur sungai menawarkan enam jenis kapal, mulai yang berkapasitas 75 orang hingga 180 orang. Ada enam kapal wisata yang beroperasi, yaitu Pesut Kita, Pesut Mahakam, Pesut Etam, Pesut Mahkota, Pesut Bentong 1, dan Pesut Bentong 2 .

Setiap kapal memiliki fasilitas lengkap seperti mushola, karaoke, kantin, meja dan kursi, serta meja jamuan makan. Kapal juga dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan penumpang seperti jaket pelampung, ring buoy, P3K, dan alat pemadam ringan.

Wisata susur Sungai Mahakam Samarinda hanya melayani wisatawan setiap hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional. Harga tiketnya pun terjangkau.

Harga yang ditawarkan tersebut sudah termasuk retribusi yang disetor ke pemerintah daerah sebesar Rp5.500 per penumpang. Dengan banyaknya animo penumpang kapal wisata, tentu berpotensi menjadi sumber pendapatan asli daerah yang menjanjikan.

Selain penumpang reguler, kapal juga bisa disewakan sistem paket untuk acara wisata keluarga dan kegiatan perusahaan. Rute yang tersedia saat ini adalah dari Dermaga Pasar Pagi ke Tenggarong, Kutai Lama, dan Seputar Samarinda. Waktu perjalanan bervariasi tergantung rute yang dipilih.

Kapal-kapal wisata bernama Pesut, mamalia air tawar yang menjadi ikon Mahakam. Dermaga Pasar Pagi yang menjadi gerbang untuk memulai petualangan ini menawarkan tiga rute berbeda: Samarinda, Tenggarong, dan Kutai Lama. Namun untuk jalur umum, wisatawan hanya di seputar Samarinda.

Pengembangan sekitar Sungai Mahakam

Ada satu rencana dari Pemerintah Kota Samarinda untuk menghubungkan wisata susur Sungai Mahakam dengan perkampungan sekaligus juga situs bersejarah kota, salah satunya pembangunan dermaga wisata di Samarinda Seberang, sebagai upaya mengembangkan potensi pariwisata dan melestarikan nilai-nilai historis dan budaya setempat.

Pembangunan dermaga wisata akan memudahkan wisatawan untuk mengakses Masjid Shiratal Mustaqiem, yang merupakan masjid tertua di Kota Tepian. Selain itu, pembangunan dermaga wisata juga akan menciptakan kawasan wisata baru yang menarik bagi wisatawan.

Pemerintah Kota Samarinda terus mematangkan rencana pembangunan dermaga wisata di kawasan masjid yang dibangun pada tahun 1881 ini. Pembangunan dermaga ini diharapkan dapat meningkatkan pariwisata dan melestarikan nilai-nilai historis dan budaya setempat.Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda Sam Syaimun mengatakan pembangunan dermaga wisata merupakan salah satu program prioritas Wali Kota Andi Harun, demi mengembangkan kawasan Samarinda Seberang sebagai destinasi wisata unggulan.

"Masjid yang pernah menjadi pemenang kedua dalam festival masjid-masjid bersejarah di Indonesia pada tahun 2003 itu memiliki nilai historis yang tinggi. Kami ingin menunjukkan ke dunia luar bahwa Samarinda memiliki masjid bersejarah," kata Sam Syaimun.

Selain itu, pembangunan dermaga wisata juga bertujuan untuk menata kawasan Samarinda Seberang agar lebih tertib, bersih, dan nyaman. Namun, pemerintah tidak ingin menghilangkan nilai-nilai historis dan budaya yang ada di sana.

Kategori :

Terkini

Minggu 06 Oct 2024 - 18:33 WIB

Faried: Mempercepat Kegiatan Dewan

Minggu 06 Oct 2024 - 18:18 WIB

Masih Finishing Underpass

Minggu 06 Oct 2024 - 13:38 WIB

Bambu Hermawan