Ada sejumlah program yang menjadi upaya aktualisasi menciptakan smart and forest city di IKN.
Misalnya, pemerintah memperkenalkan sebuah program bernama “Work from IKN” guna memberikan pengenalan serta pengalaman kepada aparatur sipil negara (ASN) untuk merasakan bekerja langsung dari IKN, sembari menikmati pemandangan hijau dengan kadar polusi yang rendah. Dengan begitu, mereka dapat menyaksikan secara langsung perkembangan pembangunan IKN, dan menjadi salah satu cara beradaptasi serta menyiapkan diri untuk perpindahan ke kota tersebut.
Di samping itu, warga negara non-ASN turut dapat menikmati layanan program pelatihan Coding Mum, Coding Difabel, dan Solar Mum untuk para ibu, remaja perempuan, dan penyandang disabilitas. Program ini diadakan guna mendukung Visi Nusantara sebagai “Kota Dunia untuk Semua”, serta memberikan perspektif digital dari teknologi, serta meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan energi dan pengembangan bisnis lokal.
Sebagai contoh, para ibu rumah tangga akan diajari membuat laman atau website agar bisa berjualan kue atau cindera mata yang dilakukan secara digital. Sehingga, diharapkan memberi manfaat untuk keluarga dan masyarakat agar IKN menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi dan pembangunan Indonesia di masa depan.
Adapun aktualisasi dari konsep forest city ialah adanya usaha reforestasi untuk pemulihan ekosistem hutan guna menghindari potensi kerusakan lingkungan dalam proses pembangunan IKN. Nantinya, pembangunan infrastruktur fisik IKN hanya 25 persen, dan sisanya tetap menjadi kawasan hutan produksi.
Bambang melaporkan terdapat berbagai elemen masyarakat yang mau menjadi bagian dari reforestasi, mulai dari Katadata Indonesia, Jejakin, dan benih.com. Upaya tersebut hasil kolaborasi "Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara", yakni aksi bersama berupa penanaman dan perawatan pohon serta pemberdayaan masyarakat sekitar. Dalam melancarkan aksi ini, pemerintah sudah meresmikan Persemaian Mentawir yang dipersiapkan untuk menghijaukan kawasan IKN Nusantara dengan total kapasitas 15--20 juta pohon per tahun.
Pengejewantahan konsep Green Sustainable Forest City di IKN dilandasi tiga peta jalan. Pertama, peta jalan untuk perubahan iklim dengan standar internasional yang telah diluncurkan dalam pertemuan "Conference of the Parties 28 (COP-28)" di Dubai pada akhir tahun 2023. Banyak organisasi dunia yang akan membantu tujuan pemerintah untuk mencapai netral karbon di IKN pada 2045.
Kedua, peta jalan Sustainable Development Goals (SDGs) yang bakal diluncurkan dalam kegiatan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) pada Februari 2024 di Bangkok, Thailand. Isi dari peta jalan itu adalah usaha-usaha untuk mencapai sejumlah target SDGs hingga 2030 dan seterusnya, seperti bagaimana mewujudkan pemberdayaan perempuan atau menciptakan kota ramah anak di IKN.
Terakhir, peta jalan tentang keanekaragaman hayati (kehati) bakal diluncurkan pada bulan Maret 2024 seiring agenda International Forest Day guna memonitor perkembangan kehati setiap tahun.
Seiring berikhtiar menciptakan smart and forest city, Pemerintah memastikan akan menghargai kearifan lokal di IKN. Misalnya, mengadakan berbagai pertunjukan kesenian dari budaya lokal maupun kultur yang dibawa oleh para transmigran dari Jawa yang sudah lama tinggal di Kalimantan, hingga menyediakan program desa wisata dan homestay untuk mencicipi makanan lokal.
“Kita harus berpikir bahwa IKN Nusantara ini Indonesia sentris, tidak boleh lagi Jawa sentris dan juga tidak boleh Kalimantan sentris, tetapi kita ingin mengangkat juga budaya lokal ke dalam berbagai hal, di mana keseharian kita juga nanti akan diwarnai,” ungkap Kepala OIKN.
Keberlangsungan pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur kini terus dilanjutkan. Simbol kemajuan Indonesia sedang dipersiapkan dengan seluruh daya upaya, agar hasil yang diperoleh benar-benar berguna dalam mewujudkan Generasi Emas 2045.(ant)