SUNGAI PENUH, JAMBIEKSPRES.CO - Bencana banjir yang terjadi di wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci beberapa waktu lalu benar-benar berpengaruh pada harga beras. Selain membuat petani merugi, lantaran sebagian petani ada yang mengalami gagal tanam maupun gagal panen. Harga beras di pasaran Sungai Penuh pun ikut naik.
Salah seorang penjual beras di Pasar Tanjung Bajure Kota Sungai Penuh, Haris mengaku pasokan dari petani berkurang paska banjir yang terjadi Januari lalu.
Saat ini pedagang mengaku susah untuk mendapatkan pasokan dari petani, dikarenakan petani padi di wilayah Kerinci dan Sungai Penuh mengalami gagal panen dan gagal tanam.
“Meskipun ada beberapa beras lokal yang tersedia, jumlahnya sedikit dan harga cukup tinggi sedangkan peminat dari beras lokal cukup banyak," sebut Haris.
BACA JUGA:Sempat Viral di Medsos, Penjambret Wanita di Kerinci Diringkus Polisi
BACA JUGA:Jalan Kerinci- Bangko Amblas, Pengendara Diminta Ektra hati-hati
Beras lokal saat ini dibandrol dengan harga Rp 15.500 per Kg, sedangkan beras bulog dibandrol dengan harga Rp 57.500 per 5 Kg yang dijatah satu ton per minggu dari Bulog Kerinci.
Selain harga beras, harga minta curah juga naik. Saat ini masyarakat Kota Sungai Penuh mengaku telah terjadi kenaikan harga minyak goreng curah dipasaran, dimana sebelumnya minyak goreng dijual dengan harga ecer Rp.15.000/ Kg saat ini dijual dengan harga Rp.17.000/Kg.
BACA JUGA:Baru Serap 700 Ton Beras Petani dari Kerinci dan Sungai Penuh
BACA JUGA: Kasus DBD di Kerinci Naik, Selama Januari Ada 21 Kasus
“Iya tadi minyak goreng naik sudah di harga tujuh belas ribu, ini tanda-tanda mau puasa biasanya harga pada naik belum harga cabe ada yang jual sampai delapan puluh ribu.” Ucap Ida Yati salah seorang pedagang gorengan di Sungai Penuh. (*)