JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Langkah konkrit pasca Rapat Kerja (Raker) Kemenag dilakukan dengan melakukan rekonstruksi dalam penataan pendidikan Islam. Pendidikan dianggap sebagai upaya sederhana untuk mencerdaskan anak bangsa, dengan fokus pada memanusiakan, memuliakan, dan mencintai manusia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Prof. Muhammad Ali Ramdhani menekankan pentingnya mengungkit kemanusiaan seseorang secara optimal, diingatkan bahwa eksistensi manusia mencapai puncaknya ketika mampu mendayagunakan pikirannya.
“Kemuliaan manusia disebut sebagai kewajiban, bukan hanya konstitusional tetapi juga religius. Negara dipandang sebagai alat untuk memberikan proses pendidikan, yang dianggap sebagai tanggung jawab bersama. Tidak boleh ada hambatan akses ke madrasah karena alasan ekonomi, dengan penekanan pada afirmasi kepada mereka yang memerlukan,” ujarnya.
BACA JUGA:2 Maret, Kemenag Gelar Tes Masuk MAN IC, MAN PK dan MAKN
BACA JUGA:UIN Jambi Tuan Rumah Program Persiapan Beasiswa Kolaborasi Kemenag-LPDP
Selain itu Kementerian Agama diakuinya menegaskan kebijakan untuk pendidikan Islam dari pesantren hingga perguruan tinggi harus inklusif terhadap orang-orang dengan disabilitas.
Kualitas madrasah dianggap prioritas dan diupayakan dengan menjaga kualifikasi guru, meningkatkan kompetensi, dan optimalisasi fasilitas. Ditekankan bahwa madrasah bukan hanya alternatif tetapi prioritas dalam pilihan masyarakat.
Dirjen juga mengingatkan pentingnya kebijakan yang mendorong kualitas, termasuk menjaga kualitas dengan tidak memaksakan kuantitas calon siswa.
“Dengan penggunaan anggaran yang efisien dan pendekatan digital, madrasah diharapkan dapat menghimpun individu berpotensi dari lingkungan sekitar. PPG (Pendidikan Profesi Guru) disebut sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kompetensi guru.” ujarnya.
Selain itu pentingnya kolaborasi di antara madrasah, tanpa persaingan yang merugikan, disoroti, dengan peringatan bahwa musuh sejati adalah kebodohan.
BACA JUGA:Kemenag Tegaskan Aspek Kualitas Jadi Tolok Ukur Seleksi SPAN-UM PTKIN
BACA JUGA:Kemenag Segera Gelar Seleksi Tenaga Pendukung Petugas Haji
Ajakan untuk bersama-sama menciptakan ekosistem pembelajaran yang baik melalui KKG (Kelompok Kerja Guru) dianggap relevan. Relevansi pendidikan diartikan sebagai pemilihan metode yang memperkuat anak-anak agar kuat dalam kehidupan, serta penekanan pada kebahagiaan yang dapat diciptakan melalui cerita dan kehidupan yang memiliki tujuan.
Dirjen menegaskan bahwa berhenti belajar bagi seorang guru adalah ‘kematian hakiki’ dari profesinya. Keterlibatan orang tua, peningkatan kompetensi, dan orientasi pada masa depan dianggap sebagai kunci untuk menciptakan individu yang bermakna dalam masyarakat.
BACA JUGA:Dua Jurnal Keluaran Kemenag Raih Akreditasi dari Kemendikbud