Optimalkan Segala Metode, Agar Dapat Data Terkini

Senin 04 Mar 2024 - 21:00 WIB
Editor : Adriansyah

Cerita Jeffry Pugel, Pengamat Gunung Api Lembata NTT di Tengah Ancaman Erupsi

Jeffry Pugel (34), Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), bekerja dengan penuh tanggungjawab di gunung itu. Tak satupun situasi yang terlewatkan. Berikut kisahnya.

----

MASIH tergambar jelas di ingatan Jeffry Pugel (34) kejadian empat tahun silam. Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sedang mengamati dengan saksama seismograf analog sembari menunggu mi instan yang dimasak oleh rekannya.

Namun, mendadak rasa lapar yang ia tahan sejak pagi hilang karena dikagetkan dengan banyaknya grafik memanjang yang muncul dan jarum seismograf yang mentok. 

“Tunggu dulu, ada tremor overscale mulai muncul!” teriak Jeffry saat itu yang meminta rekannya untuk segera naik ke lantai atas. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (29/11/2020) pukul 09.42 WITA.

Detik itu juga Jeffry memberikan laporan secepat mungkin ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. Dia diingatkan agar berhati-hati karena ada potensi erupsi yang lebih besar karena telah terjadi erupsi pembuka dua hari sebelumnya.

BACA JUGA:Kesbangpol: Sarolangun Kondusif Pasca Pemilu 2024

BACA JUGA:Kemendag Tepis Dugaan Harga Beras Naik Akibat Ada Kartel

Selang tiga menit berlalu, tepatnya pukul 09.45 WITA, Jeffry dan rekannya menatap seismograf analog dan melihat adanya grafik penanda erupsi yang besar disertai suara gemuruh.

Mereka pun segera naik ke bagian atas gedung. Dari arah gunung, Jeffry melihat kepulan asap berwarna hitam kelabu dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 4.000 meter di atas puncak gunung. 

Angin membawa kepulan asap itu dengan cepat ke arah selatan tenggara, tepatnya ke Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok sehingga menyebabkan hujan abu. Pengamat gunung api yang baru bekerja dua tahun itu kebingungan, panik karena pertama kalinya mengalami langsung kejadian gunung api meletus.

Berbekal pengetahuan yang mereka miliki, keduanya kembali mengirimkan laporan secepat mungkin ke Bandung. Para pimpinan PVMBG mengerti kepanikan mereka dan mengarahkan dua pengamat gunung api itu.

Setelah mengirim laporan dengan cepat, Jeffry mulai menelpon Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata untuk memberikan informasi terkait rekomendasi PVMBG. Koordinasi antarpemangku kepentingan kebencanaan pun mulai diperkuat.

Hari itu, sekitar pukul 13.00 WITA, Gunung Ile Lewotolok naik status dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga).

Kategori :