Sun Yuqin lalu memperlihatkan empat layar raksasa yang masing-masing layar terdiri dari 9 panel untuk menunjukan penggunaan big data secara real time, mulai dari urutan indukan sapi, jenis pakan, vaksin yang diberikan, suhu, bahkan pengiriman sapi yang dipotong.
Terdapat pula tampilan CCTV masing-masing kandang sapi, dengan total ternak mencapai lebih dari 5.000 ekor sapi.
Sapi-sapi itu juga mendapatkan fasilitas "musik", alat pijat otomatis, pengatur suhu, hingga alkohol yang dicampur ke pakan. Tujuan dari semua fasilitas itu adalah agar sapi dapat memiliki lebih banyak lemak.
Menurut Sun Yuqin, satu ekor sapi Bohai Black berkualitas tinggi, harganya dapat mencapai 200.000 RMB atau sekitar Rp448 juta.
Dengan berbagai kecanggihan teknologi itu, Yuqin mengatakan perusahaan hanya mempekerjakan 10 orang pegawai di lapangan, termasuk dokter hewan, orang yang mengurus pakan maupun keperluan lainnya, karena hampir semua kebutuhan sapi sudah terpenuhi menggunakan teknologi.
Tidak ketinggalan ada juga laboratorium bioteknologi untuk pengembangan anakan sapi berkualitas. Laboratorium itu diklaim mengembangkan "Commercial Embryo Engineering Technology System" maupun "Follicle-Stimulatiing Hormone Biosynthesis" yang juga bekerja sama dengan Chinese University of Hong Kong.
"Kami membangun platform big data cerdas pertama di negara ini untuk membentuk industri daging sapi yang berkelanjutan, sekaligus membangun laboratorium pembiakan biologis," ucap Yuqin.
Rumah Jagal Cerdas
Selain peternakan sapi "pintar", di Yangxin, terdapat juga perusahaan rumah jagal, yaitu Yangxin Huasheng Halal Meat Co., Ltd. yang memotong daging sapi sekaligus melakukan penjualan melalui streaming.
Sebagian besar daging sapi yang dipotong di rumah jagal itu dipasok ke perusahaan katering, sementara sebagian kecil dijual langsung ke konsumen melalui live streaming online.
"Kami rata-rata menyembelih lebih dari 200 sapi pedaging per hari," kata salah satu staf Huasheng, Feng Yuanshun.
Menurut Yuanshun, melalui pemotongan yang tepat, satu ekor sapi dapat dibagi menjadi lebih dari 2.000 jenis produk.
Orang-orang yang menyembelih sapi, menurut Yuanshun, juga sebagian besar adalah orang Islam, karena Kabupaten Yangxin memiliki jumlah komunitas Muslim dari etnis Hui yang cukup besar.
"Jadi mereka (etnis Hui) mengatakan mereka sejak lama sudah beternak dan menyembelih sapi, dan kemudian perlahan-lahan membentuk industri besar," ungkap Yuanshun sambil menyebut daerah itu sudah melakukan penyembelihan sapi sejak 1988.
Dengan mengintegrasikan pengolahan pakan, pemeliharaan sapi potong, pemotongan sapi, logistik rantai dingin, hingga katering sapi potong, nilai penjualan produk perusahaan Huasheng dapat mencapai lebih dari 2 miliar RMB (sekitar Rp4,4 miliar) pada 2023 dan berkontribusi untuk 500 orang penduduk desa yang bekerja dalam proses penyembelihan.
Daging sapi dari Yangxin dikirimkan ke 100 kota dan wilayah di China, termasuk juga ke jaringan restoran hot pot domestik terkenal, seperti Haidilao dan Seasonal Red Gold.