Intinya, kata Al Haris, pemerintah terus mendorong agar percepatan jalan khusus batu bara cepat selesai.
Seperti pada jalur Mandiangin ke Tenam yang ditargetkan oktober selesai termasuk underpass (terowongan). Serta dua rute jalan lainnya ruas Mandiangin hingga Kemingking yang dalam proses.
Dan lainnya tengah ada 2 perusahaan yang berminat untuk membuat hauling batu bara dalam tahap persiapan.
BACA JUGA:Ditabrak Tongkang Batu Bara, 1 Fender Besi Jembatan Batanghari I Patah
BACA JUGA:Terkait Tongkang Baubara Tabrak Tiang Gentala, Nakhoda dan ABK Masih Diperiksa
“Saya mau ada kesamaan pandangan, persepsi. Jangan pemerintah disalahkan masyarakat kenapa buka jalur sungai , artinya ada win-win solution, jalur sungai tetap jalan tapi tetap ada tanggung jawab dari pengusaha yang melalui jalur sungai termasuk melengkapi apa-apa yang dipersyaratkan kalau lewat jalur sungai,” akunya.
Saat diwawancarai lebih lanjut, gubernur mengatakan, pihaknya dari hari ke hari mencoba memperbaiki sistem yang ada.
“Kemarin kita alihkan ke sungai solusi jangka pendek dari percepatan Jalan Khusus Batu Bara yang tengah dalam proses. Maka kita tak ingin ada insiden di jalur darat maka mencoba jalur sungai. Jalur sungai saat ini bagus sebenarnya hanya saja ada insiden menabrak fender jembatan. Maka kita kumpulkan pengusaha hari ini (kemarin, red) jika tongkang menabrak maka harus bertanggung jawab memperbaiki,” katanya.
Namun dalam rapat itu belum ada pakta integritas yang ditanda tangani. Yang ada baru konsep atau draft kesepakatan bersama.
BACA JUGA:Terkait Tongkang Baubara Tabrak Tiang Gentala, Nakhoda dan ABK Masih Diperiksa
BACA JUGA:Gentala Ditabrak Tongkang Batubara, Ini Kronologinya!
Terkait hal itu, pemimpin rapat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi Johansyah menyatakan penandatangan akan dilakukan pada malam hari.
“Ia baru konsep namun akan kita teken malam ini,” akunya.
Johansyah, menegaskan tak ada penutupan jalur sungai untuk sementara meskipun terdapat infrastuktur jembatan yang rusak serta belum ada persyaratan yang belum dipenuhi.
“Tetap beroperasi, karena selama inikan sungai Batanghari urat nadi pertumbuhan ekonomi jambi, selama ini seperti itu, tinggal nanti kita konsultasi lagi ke Kementerian. Sedangkan untuk izin transportasi sambil jalan (diurus),” jelas Johansyah.
Dalam rapat itu, kata Johansyah sudah disepakati bahwa Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB) akan memperbaiki fender di jembatan Aur Duri 1. Bahkan pihak PPTB juga telah merancang desain yang pembahasan lebih lanjut akan dibicarakan dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi pada Rabu (15/5).