Sejumlah partai bahkan sempat hilang timbul di DPRD Tanjabtim. Dominasi kekuasaan PAN terus membesar hingga puncaknya di pemilu 2019 dengan 17 kursi.
Hal itu bisa terjadi karena bersatunya kekuatan mayoritas legislatif dan eksekutif sebagai penopang PAN.
Semua perangkat mulai birokrat kabupaten, kecamatan hingga desa di bawah direpresentasikan sebagai wujud lain PAN.
BACA JUGA:PAN Pilih Dukung Zumi Laza dari Dillah Hich Untuk Maju Pilkada Tanjabtim, Ini Kata H. Bakri
Namun kini semua berubah. Mesin - mesin penggerak PAN itu sudah berputar arah. Birokrasi baik di kabupaten, di kecamatan maupun para kades yang mengendalikan Desa tak lagi dikuasai PAN.
Mereka memilih berdiri bersama Romi Hariyanto, ketua DPD PAN sekaligus bupati Tanjabtim yang tak didukung PAN dalam kontestasi Pilkada gubernur Jambi.
Sedangkan PAN melabuhkan dukungannya kepada Alharis - Abdullah Sani.
Jauh sebelum PAN membuat keputusan pencalonan Pilbup Tanjabtim 2024, Romi sudah menyatakan dukungannya kepada Dillah Hikmah Sari, putri Abdullah Hich Bupati Tanjabtim dua periode.
Sikap Romi itu kemudian tak hanya diikuti oleh jajaran birokrat dari kabupaten hingga Kecamatan dan desa, tetapi juga diikuti oleh pengurus PAN.
BACA JUGA:Peringati Hari Lahir Pancasila, Wabup Tanjabtim Ajak Masyarakat Bersatu
BACA JUGA:Bawaslu Tanjabtim Minta PKD Jaga Independensi dan Netralitas
Puncaknya, delapan DPC dan 83 DPRt menyatakan dukungan tertulis kepada Dilla Hich, pekan lalu.
Melihat peta dukungan itu, Pilbup Tanjabtim 2024 sangat mungkin menjadi momentum berakhirnya dominasi dua dekade kekuasaan PAN di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung.
"Jika parpol di luar PAN kompak melawan dan menang, maka bisa dipastikan kejayaan PAN di Tanjabtim akan berakhir dan pemilu 2029 akan menghidupkan kembali demokrasi yang berimbang," jelasnya.
Peluang untuk mengalahkan PAN di Pilkada kali ini sangat terbuka.