JAMBIEKSPRES.CO-Para pejabat di Jambi diharapkan dapat mengubah pola pikir mereka dari sikap "wait and see" menjadi lebih proaktif dan jemput bola.
Mereka perlu berkolaborasi dengan akademisi, asosiasi, praktisi, dan profesional untuk memajukan daerah.
Hal ini diungkapkan salah seorang tokoh Jambi, H. Rahman Usman.
Menurut beliau, pembangunan daerah bisa didanai melalui dua sumber: anggaran pemerintah (APBN dan APBD) dan sumber non-anggaran (BOT, KSO, hibah, pinjaman lunak, dan CSR).
BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jambi, Pemprov Jambi Usulkan Pembentukan KEK atau KAPET di Ujung Jabung BACA JUGA:Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumber Baru Pertumbuhan Ekonomi Jambi"Para kepala daerah harus pintar dalam mencari sumber dana non-anggaran," ujar Usman saat dihubungi melalui WA kemarin..
Dikatakannya, banyak dana hibah tersedia di berbagai kedutaan, seperti Amerika, Korea Selatan, Jepang, Jerman, Inggris, Norwegia, Spanyol, dan Swiss.
Untuk mendapatkan hibah ini dikatakan Rahman, diperlukan proposal dalam bahasa Inggris dan kunjungan langsung ke kedutaan-kedutaan tersebut.
BACA JUGA:Nilai Ekspor Batu Bara Anjlok, Akan Berdampak pada Laporan Pertumbuhan Ekonomi Jambi
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Jambi Menurun, BI Dorong Provinsi Jambi Cari Sumber Baru
"Jambi memiliki potensi besar dengan empat taman nasional, Geopark Merangin, Gunung Kerinci, dan danau sebagai modal," bebernya.
Namun, sering kali para pejabat Jambi hanya terfokus pada rute ke Jakarta yaitu Cidurian/Kantor Perwakilan Jambi, Kementerian Dalam Negeri.
BACA JUGA:Ekonomi Jambi Akan Terungkit Pasca Terwujudnya Tol Baleno
BACA JUGA:Hilirisasi Produk Harga Mati di Proyeksi Ekonomi Jambi 2024
"Jarang ada pejabat yang mengunjungi kedutaan-kedutaan untuk bersilaturahmi atau berdiskusi tentang cara mendapatkan bantuan. Hal ini perlu diubah agar peluang yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal," bebernya. (*)