Progres Tol Baleno Jambi sudah 91,03 Persen, Pengerjaan Rigid Tersisa Sekitar 800 Satu Bulan Jelang Target

KUNJUNGI TOL: BPJN mengajak akademisi, praktisi, PPK Dinas PUPR pemda serta mahasiswa mengunjungi langsung tol Baleno 3. Mereka melihat langsung material geofoam yang relatif baru dan jarang digunakan di Indonesia untuk menangani tanah labil. FOTO: M.RIDW--

Sebelumnya, Kepala Satker PJBH Benny Crhistiawan mengatakan geofoam merupakan metode  penggunaan kali kedua untuk pembangunan jalan tol di Indonesia.

Jalan tol pertama yang menggunakan geofoam adalah jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu).

BACA JUGA:Tol Trans Sumatera Tahap II Siap Dimulai dengan Anggaran Rp21 Triliun, Termasuk Pembangunan Tol Jambi-Rengat

BACA JUGA:Berkat Tol, Puluhan Warga Pijoan Kaya Mendadak Setelah Terima Dana Ganti Rugi

Jalan tol Jambi-Betung menggunakan geofoam karena terdapat bagian tanah yang labil berair, sehingga tidak bisa ditangani dengan urugan atau konstruksi biasa.

"Pengunaan geofoam ini kali kedua, yang pertama tol Cisumdawu, geofoam sendiri merupakan material expanded polystyrene berupa high density polysturene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan tidak merubah kekuatan jalan yang kita bangun," kata Benny.

Dia menambahkan teknologi geofoam ini sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.

"Teknologi geofoam yang diterapkan ini mampu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah dengan sangat signifikan," sebutnya.

Geofoam sendiri dapat digunakan untuk keperluan konstruksi berat, tahan lama dan umur pemakaian sangat panjang

Benny menyebut pemasangan geofoam dan kualitasnya harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis tentang penggunaan material geofoam yang dikeluarkan oleh Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.

"Pemasangan geofoam harus mendapatkan pengawasan supervisi dari aplikator yang memiliki keahlian atau pernah melakukan pekerjaan geofoam agar bisa mengarahkan para tenaga kerja untuk menyusun geofoam," katanya.

Untuk pemasangan geofoam saat ini masih berlangsung. Dan ditargetkan selesai pada Agustus.

Dijelaskan Benny, untuk waktu pemasangan, produktifitas sejauh ini dengan 30 tenaga kerja dalam 2 shift dapat mencapai 300–400 m3 per hari.

"Saat ini total tenaga kerja sebanyak 100 orang dengan produktifitas hariannya mencapai 900–1200 m3 per hari," ucapnya.

Ia menerangkan geofoam ini tentu berbeda dengan sterofoam yang beredar luas di masyarakat. Dimana geofoam ini  didatangkan dari pulau Jawa. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan