Dibangun dengan Gaya Eropa, Ada Koleksi Buku Berbahasa Indonesia
BERGAYA EROPA: Salah satu bangunan bergaya Eropa di kampus Huawei Ox Horn, Dongguan, provinsi Guangdong, China. (Kanan) Koleksi buku dari Indonesia.--
Huawei mengundang sejumlah wartawan untuk menghadiri acara "Sustainability Forum 2023" dengan tema "Thriving Together with Tech for Sustainable Development", yaitu acara untuk menyampaikan capaian Huawei dalam membangun infrastruktur komunikasi di berbagai negara.
Hal lain yang menjadikan kampus tersebut juga tampak "mirip Eropa" adalah banyaknya kedai kopi yang tersebar di berbagai lokasi.
"Pendiri Huawei, Mr. Ren pernah mengatakan 'Secangkir kopi menyerap banyak energi semesta'. Jadi, Mr. Ren ingin pegawai-pegawainya juga mendapat energi dari semesta," kata dia.
Di depan kedai-kedai kopi juga disediakan bangku-bangku agar para pegawai dapat berkumpul sambil menyeruput kopi. Menurut sang pemandu, sebenarnya pendiri Huawei Ren Zhengfei ingin pegawai-pegawainya punya waktu untuk berbicara sambil menatap muka rekan kerjanya. Kesan yang didapat tentu sangat berbeda bila mereka "hanya berkomunikasi" melalui aplikasi obrolan di gawai.
Pegawai-pegawai yang bekerja di bagian RnD Huawei dalam kampus Ox Horn kebanyakan berasal dari Shenzhen, sehingga di lokasi tersebut pun disediakan apartemen yang bisa disewa dengan harga murah, namun para pegawai tidak bisa membawa keluarganya ke dalam kampus pada hari kerja.
"Pada akhir pekan adalah hari keluarga. Jadi, para pegawai dapat mendaftarkan nama-nama keluarganya yang ingin datang ke dalam kampus pada akhir pekan untuk berkeliling kampus," ucap sang pemandu.
Satu orang pegawai dapat memperoleh 14 tiket untuk keluarga dalam satu tahunnya.
Untuk berkeliling kampus, Huawei juga menyediakan trem elektrik dengan desain klasik yang mampu melaju hingga kecepatan maksimal 8,5 kilometer/jam di tiga jalur. Terdapat 12 stasiun yang nama-namanya juga menggunakan lokasi di Eropa untuk menghubungkan rel sepanjang 7,8 kilometer.
Stasiun-stasiun dan peron trem tersebut juga tampak elegan dengan balutan batu marmer. Tidak ketinggalan berbagai taman yang tertata rapi di sekitar kastel dan stasiun.
Pegawai yang bekerja di satu blok dapat menggunakan trem bila ingin mendatangi gedung atau restoran yang terletak di blok lain kampus tersebut.
Trem juga melewati jembatan yang terinspirasi dari Liberty Bridge di Hungaria. Jembatan itu menghubungkan 8 blok dengan 4 blok lainnya. Bila para pegawai ingin membeli camilan atau kebutuhan sehari-hari, mereka juga bisa mendatangi "conveniece store" 7/11 atau Lawson yang tersebar di berbagai lokasi.
Satu bangunan yang cukup besar di Kampus Ox Horn bernama "2012" yang ada di Blok Bologna. Nama itu dipilih karena Ren Zhengfei terpesona dengan film Hollywood berjudul 2012 yang menceritakan mengenai hari kiamat umat manusia. Ia pun yakin bahwa akan ada ledakan besar yang dapat menghancurkan dunia beserta isinya pada masa depan.
Kampus Huawei Ox Horn bergaya Eropa itu sesungguhnya dirancang oleh arsitek asal Jepang, untuk kampus di China dengan pegawai dan klien yang berasal dari banyak negara.
"Pendiri Huawei ingin karyawannya merasakan ekosistem yang berbeda dengan yang dirasakan sehari-hari di China karena klien Huawei juga berasal dari berbagai negara, sehingga para pegawainya butuh pola pikir kosmopolitan maupun kemampuan lebih untuk meningkatkan kinerja," kata sang pemandu.
Kampus Sanyapo