Dibangun dengan Gaya Eropa, Ada Koleksi Buku Berbahasa Indonesia

BERGAYA EROPA: Salah satu bangunan bergaya Eropa di kampus Huawei Ox Horn, Dongguan, provinsi Guangdong, China. (Kanan) Koleksi buku dari Indonesia.--

Ren Zhengfei mendirikan Huawei pada 1987 sebagai perusahaan penyedia jaringan. Saat ini korporasi tersebut telah tumbuh menjadi perusahaan raksasa di bidang jaringan telekomunikasi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), perangkat pintar, layanan cloud hingga kendaraan listrik yang mendunia.

Total pendapatan Huawei pada 2022 mencapai 642,338 miliar yuan (sekitar 92,37 miliar dolar AS yang berasal dari 3 segmen bisnis, yaitu infrastruktur TIK, misalnya meliputi penyediaan jaringan 5G dan sistem pintar, penyediaan infrastruktur TIK, serta produk konsumer, seperti perangkat pintar (ponsel, TV, kendaraan listrik, jam, kacamata, dan lainnya).

Dari jumlah pendapatan tersebut, 25 persen digunakan untuk kebutuhan riset dan pengembangan (RnD), dan dari 25 persen bagian untuk RnD itu, sebesar 55,4 persen digunakan untuk kebutuhan pegawai. Dalam 10 tahun terakhir, Huawei sudah mengalokasikan sekitar 977,3 miliar yuan untuk kebutuhan RnD.

Jumlah tersebut memang naik signifikan, khususnya sejak 2019, yaitu saat Kementerian Perdagangan AS mamasukkan Huawei dan 70 perusahaan afiliasinya ke dalam "Daftar Entitas", yaitu perusahaan yang terlarang mendapatkan komponen dan teknologi dari perusahaan-perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Pelarangan tersebut memang "memaksa" Huawei harus membuat inovasi onderdil mandiri agar produksi dapat terus berjalan. Tak heran, saat ini Huawei pun menjadi perusahaan keempat terbesar di dunia yang menginvestasikan dananya untuk RnD.

Huawei, bukan hanya berhasil meraih mimpi untuk meraih pasar teknologi dan komunikasi dunia, namun dapat "menghadirkan dunia" ke lokasi perusahaan itu berinovasi. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan