Aktivitas Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Erupsi

ASAP VULKANIS: Asap vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (19/9/2024) dini hari lalu. FOTO: ANTARA FOTO/IRFAN SUMANJAYA/TOM. --

LUMAJANG, JAMBIEKSPRES.CO-Aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut masih didominasi gempa erupsi/letusan dalam beberapa hari terakhir pada pekan keempat September 2024.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulisnya di Lumajang, Jumat, mengatakan pengamatan kegempaan pada Kamis (26/9) selama 24 jam tercatat 72 kali gempa erupsi dengan amplitudo 10-23 mm dan lama gempa 60-187 detik.

"Kemudian empat kali gempa guguran dengan amplitudo 3-10 mm, 13 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm, 5 kali harmonik dengan amplitudo 2-10 mm, satu kali gempa vulkanik, dan empat kali gempa tektonik," tuturnya.

Pada pengamatan Rabu (25/9) tercatat 66 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 60-178 detik, 11 kali gempa embusan, 14 kali harmonik, 1 kali gempa tektonik lokal.

BACA JUGA:Gunung Semeru Erupsi dengan Tinggi Letusan 600 Meter

BACA JUGA:Gunung Semeru Kembali Erupsi Disertai Lontaran Abu Vulkanik

Gunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi pada Jumat pagi mulai pukul 00.41 WIB, pukul 00.52 WIB, pukul 00.56 WIB, pukul 01.27 WIB, pukul 01.11 WIB, pukul 01.31 WIB, dan pukul 05.18 WIB, namun visual letusan tidak teramati.

Ghufron menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selain itu, kata dia, perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan