Diberi Pembekalan Materi Khusus Manajemen Stres
PELEPASAN: Serka Maruli Butarbutar (kiri) dan sang istri Hotma Meriana Situngkir (kanan) usai menjalani upacara pelepasan pasukan di markas Yonzikon 14, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024). FOTO: ANTARA/WALDA MARISON --
Peran TNI di Afrika Tengah
Konflik di Afrika Tengah sudah berlangsung sejak 2013 antara kelompok pemberontak dengan pemerintah setempat.
Konflik tersebut mengakibatkan banyak warga yang menjadi korban dari kubu kedua pihak menjadi korban perang. Tidak hanya itu, konflik yang belum usai hingga saat ini pun menimbulkan banyak permasalahan, seperti kurangnya infrastruktur dan layanan kesehatan warga.
Kondisi ini membuat munculnya beragam penyakit yang diderita warga yakni gizi buruk, malaria, HIV AIDS, tuberkolosis, dan wabah penyakit lainnya.
Kondisi ini membuat PBB mengambil tindakan untuk menyelamatkan warga setempat sekaligus mencoba meredam konflik yang terjadi.
Dalam kondisi inilah TNI mengambil peran menjalankan misi kemanusiaan untuk ikut meredam konflik dan menyelamatkan warga di Afrika Tengah.
Kepala Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (Pusziad) Mayjen TNI Budi Hariswanto menjelaskan pihaknya telah menyiapkan 138 pasukan untuk dikirimkan ke Afrika Tengah menjalankan misi perdamaian.
Tugas seratusan pasukan itu menggantikan pasukan lain yang telah bertugas di Afrika Tengah selama satu tahun.
Selama 1 tahun terakhir pihaknya menerima banyak laporan bagus dari seluruh pasukan yang telah menjalankan tugas kemanusiaan di Afrika Tengah.
Laporan tersebut salah satunya berupa apresiasi dari PBB atas kontribusi pasukan TNI di Afrika Selatan. Untuk menjaga kinerja baik itu, Budi memastikan telah mempersiapkan pasukan pengganti dengan kemampuan yang terbaik.
Para pasukan itu dilengkapi beragam kemampuan di bidang teknis, seperti pembangunan infrastruktur dan bahan peledak.
Kemampuan infrastruktur tentu sangat diperlukan untuk menunjang kemampuan utama Zeni yakni dalam membangun fasilitas publik seperti jalan, jembatan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya.
Selain itu, kemampuan di bidang bahan peledak juga sangat diperlukan untuk menjinakkan ranjau yang masih tersebar di lokasi konflik.
Tidak hanya kemampuan teknis, para prajurit juga dibekali dengan kemampuan sosial yang tinggi untuk berbaur dengan masyarakat.
Mereka pun dibekali kemampuan bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat setempat, bagaimana menjadi mediator untuk tidak terjadi perselisihan di sana.