Mengenal Lebih Dekat Plt Rektor UIN STS Jambi
Prof. Dr. H. Abu Rokhmad.,M.Ag.--
Berbeda saat menjadi pemimpin dalam dunia kerja karena staf yang dibimbing memiliki sifat yang berbeda. Hal ini menjadikan seorang pemimpin terkadang berada di depan, samping hingga belakang.
"Bahkan ada saatnya kita keras dan sebaliknya. Pengalaman itulah yang mempengaruhi cara saya dalam melaksanakan tugas," katanya.
Setelah lulus sekolah, Prof. Abu memutus untuk ikut tinggal bersama sang kakak agar pendidikannya dapat terus berlanjut.
Bahkan dirinya menjadi marbot mesjid dan menjadi guru mengaji agar biaya sekolahnya tidak terlalu memberatkan sang kakak.
"Waktu itu aliyah, saya menjadi marbot mesjid. Saya akan sangat sibuk bila hari jumat. Dimana mulai pagi saya sudah harus membersihkan mesjid hingga sholat jumat selesai saya harus mempersiapkan semuanya," kata ayah tiga anak ini.
Semangatnya untuk terus menempuh pendidikan juga membuatnya pernah bekerja bangunan. Ini semua karena dirinya tak ingin pendidikannya terputus.
"Tamat SMA saya pernah mendaftarkan diri di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tetapi saya tidak lulus sehingga saya harus libur kuliah satu tahun," katanya.
Dalam masa 1 tahun ini, Prof. Abu pernah bekerja sebagai kuli bangunan lalu dirinya merantau ke Surabaya karena ada keluarganya yang memiliki usaha kontruksi lalu dirinya diperbantukan di bagian administrasi.
Setelah satu tahun berjalan, akhirnya Prof. Abu kembali mendaftarkan diri untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Syariah di Universitas Muhammadiyah Surabaya dan dilanjutkan S2 di Universitas Muhammadiyah Malang.
"Saya memilih Universitas Muhammadiyah karena saya harus bekerja di pagi hari dan baru bisa kuliah pada sore atau malam hari. Karena saya membiayai kuliah saya sendiri," kata Laki-laki yang pernah diamanahkan menjadi Plt Rektor UIN Sumatra Utara ini.
Dengan tekat dan ketekunan yang ada Prof Abu berhasil menjadi lulusan terbaik pada saat mengambil pendidikan S2 di Universitas Muhammadiah Malang. Bahkan dirinya dinobatkan menjadi guru besar termuda di UIN Wali Songo pada tahun 2020 dan menjadi guru besar ke-28. Saat itu, Prof. Abu merupakan guru besar termuda karena mampu meraih jabatan tertinggi di bidang akademik pada usia 43 tahun dan pertama untuk FISIP.
"Walaupun mendapatkan gelar Profesor ini bukanlah hal yang mudah buat saya, butuh waktu tiga tahun bahkan harus menjalankan 7 kali sidang di Kemendikbud," jelas Prof. Abu Rokhmad yang saat ini juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Agama Bidang Hukum dan HAM.
Diakhir perbincangan, Prof. Abu Rokhmad mengingat agar siapapun jangan sampai kalah dengan keadaan teruslah konsisten dengan ketekunan karena tidak ada yang sia-sia.
"Orang desa seperti saya dengan ayah yang tidak sekolah dan ibu buta huruf bisa mencapai ke titik ini adalah hal yang luar biasa," tutup Prof Abu. (Uci)