Dari House of Tugu Hingga Jembatan Kota Intan
STASIUN JAKARTA KOTA: Suasana pagi di Stasiun Jakarta Kota pada Selasa (31/12/2024). --
Terdapat pula informasi soal akulturasi budaya yang memengaruhi perubahan Kota Batavia, hingga akhirnya berubah nama menjadi Jakarta.
Museum Seni Rupa
Sejarah tidak akan lengkap apabila tidak berbicara soal hukum. Pada tanggal 21 Januari 1870 pemerintah Hindia-Belanda mendirikan bangunan yang nantinya digunakan sebagai lokasi pengadilan.
Bangunan tersebut diberi nama Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia atau Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia. Arsitekturnya amat megah, ada delapan tiang besar di bagian depan.
Bangunan juga dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi, lengkap dengan rumput hijau. Menjadikannya salah satu bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah di masa kini.
Pada tahun 1967-1973, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Wali kota Jakarta Barat, dan tahun 1976 diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.
Hingga di tahun 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.
Ada banyak aktivitas menarik yang dapat dilakukan di lokasi itu dengan melibatkan anggota keluarga, mulai dari melihat koleksi-koleksi seni rupa dari seniman ternama Indonesia, seperti Raden Saleh hingga S. Sudjojono atau mengunjungi studio gerabah untuk mencoba membuat gerabah dari tanah liat.
Stasiun Jakarta Kota
Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Gubernur No. 475 Tahun 1993, 29 Maret 1993; dan SK Menbudpar No. PM.13/PW.007/MKP/05, 25 April 2005.
Stasiun itu juga dijadikan sebagai stasiun akhir dan tidak mempunyai kelanjutan jalur rel kereta api (tipe terminus).
Dulu, Stasiun Jakarta Kota dikenal dengan nama Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappi/BEOS yang artinya maskapai angkutan kereta api Batavia Timur.
Stasiun juga dikenal dengan nama Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan pada abad ke-19, tepatnya setelah Batavia memiliki stasiun kereta api Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang.
Unit-unit massa Stasiun Jakarta Kota terbagi dalam unit massa kepala, unit massa sayap, gerbang masuk utama, peron dan juga unit massa menara. Konfigurasi massa bangunan linier secara keseluruhan membentuk huruf “T”.
Intensitas kunjungan pengguna jasa transportasi di sini masih terbilang padat. Pada masa ini sudah banyak tenant-tenant yang berdiri untuk menyajikan aneka hidangan lezat bagi pengunjung yang menunggu waktu keberangkatan.