CATATAN EKONOMI AKHIR TAHUN, PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI 2024 DAN PROYEKSI 2025
Prof. Dr. H. Haryadi, SE, MMS--
Oleh : Prof. Dr. H. Haryadi, SE, MMS
PROVINSI Jambi, dengan segala potensi dan tantangannya, menunjukkan perkembangan ekonomi yang menarik pada tahun 2024. Meskipun mengalami sedikit pelambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekonomi Jambi masih tumbuh positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi pada Triwulan III tahun 2024 sebesar 4,01 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,15 persen dan berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 4,95 persen. Salah satu penyebab perlambatan tersebut adalah penurunan di sektor pertambangan yang mengalami kontraksi sebesar 3,50 persen.
Namun demikian, sejumlah indikator ekonomi masih menunjukkan performa yang cukup baik. Pengendalian inflasi di Provinsi Jambi tergolong berhasil. Dibandingkan tahun 2023, pada tahun 2024 Inflasi Provinsi Jambi hanya tumbuh 1,43 persen (dibawah inflasi nasional yang tumbuh sebesar 1,57 persen). Tingkat pengangguran di Provinsi Jambi selama tahun 2024 juga dapat dipertahankan pada tingkat yang rendah.
Berdasarkan data BPS (2021), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,45 persen, turun 0,05 persen poin dibandingkan dengan Februari 2023. Jumlah angkatan kerja di Jambi Februari 2024 sebanyak 1,86 juta orang, bertambah 4,1 ribu orang dibanding Februari 2023.
Tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi menurun signifikan. Pada tahun 2024, persentase penduduk miskin di Provinsi Jambi turun menjadi 7,10 persen. Angka ini turun sebesar 0,48 persen poin dibandingkan Maret 2023 yang berada pada angka 7,58 persen. Jumlah penduduk miskin juga menurun dari 280,68 ribu menjadi 265,42 ribu jiwa. Angka ini patut dicatat sebagai suatu keberhasilan karena masih jauh lebih baik dari angka kemiskinan nasional yang masih berada pada angka 9,03 persen.
Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) juga terlihat.
Indeks ini mengukur sejauh mana pendapatan atau konsumsi penduduk miskin berada di bawah garis kemiskinan. Semakin tinggi angka indeks ini, semakin dalam lapisan penduduk miskin tersebut jatuh dalam kemiskinan. Penurunan persentase jumlah penduduk miskin konsisten dengan menurunnya indeks kedalaman kemiskinan di Provinsi Jambi. Berdasarkan data BPS, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada tahun 2024 adalah 1,08, menurun dari 1,20 pada tahun 2023. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan. Indeks ini mengukur ketimpangan di antara penduduk miskin itu sendiri. Semakin tinggi angka indeks ini, semakin besar ketimpangan atau perbedaan antara penduduk miskin yang satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain, indeks keparahan kemiskinan menggambarkan seberapa "buruk" kemiskinan yang dialami oleh mereka yang sudah miskin. Jika angkanya semakin kecil, berarti kemiskinan yang dialami oleh penduduk miskin lebih merata atau tidak ada kesenjangan yang signifikan di antara mereka. Data BPS memperlihatkan bahwa Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan dari 0,29 pada tahun 2023 menjadi 0,25 pada tahun 2024.
Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga semakin meningkat. Semakin tinggi nilai NTP dan NTUP, semakin menunjukkan kesejahteraan petani yang semakin baik. BPS juga merilis bahwa Nilai NTP dan NTUP di Provinsi Jambi terus membaik. Indikasi ini ditunjukkan oleh peningkatan secara terus menerus NTP pada tahun 2024, terutama sejak bulan Oktober, yakni 162,40 meningkat menjadi 168,54 dengan persentase peningkatan NTP 3,78 persen.
Sementara itu, NTUP meningkat sebesar 4,20 persen yakni dari 163,87 pada Oktober 2024 menjadi 170,76. Angka ini jauh berada di atas NTP Nasional yang berada pada angka 121,29. Jika dibandingkan dengan Provinsi lain di Sumatera, NTP maupun NTUP Provinsi Jambi merupakan yang tertinggi ketiga setelah NTP Bengkulu (191,98 dan 201,18) dan NTUP Riau (182,53 dan 190,79).
Selain itu, provinsi Jambi telah menorehkan prestasi spektakuler dengan mengukir perubahan persentase terbesar ketiga untuk NTP, dan terbesar kedua untuk NTUP (setelah Riau). Indikasi yang baik juga ditunjukkan oleh peningkatan secara terus menerus NTUP, terutama sejak bulan Juli, yakni 99,19 meningkat hingga mencapai 137,37.
Peningkatan ekspor sepanjang tahun 2024 juga menjadi tanda positif. Indikasi membaiknya perekonomian Provinsi Jambi juga ditandai oleh peningkatan nilai ekspor tahun 2024. Pada bulan November 2024, ekspor Jambi mencapai USD 204,35 juta. Komoditi pertambangan menjadi andalan ekspor Provinsi Jambi dengan kontribusi sebesar 54,38 persen, diikuti oleh ekspor komoditi industri sebesar 37,45 persen.
Kualitas SDM Provinsi Jambi juga semakin meningkat. Tanda positif dari membaiknya perekonomian Provinsi Jambi juga ditunjang oleh semakin membaiknya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan laporan Statistik Provinsi Jambi, IPM Provinsi Jambi pada tahun 2024 berada pada angka 74,36 atau meningkat dari 73,73 pada tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan standar hidup masyarakat di Provinsi Jambi. Selama periode 2020–2024, rata-rata pertumbuhan IPM Provinsi Jambi adalah 0,71% per tahun. IPM Provinsi Jambi ini sudah berada di atas rata-rata nasional.