Pentingnya Mengatur Asupan Kalori Selama Kehamilan untuk Mencegah Risiko Bayi Kecil
Foto ilustrasi (ANTARA/HO-baona dari iStockphoto) --
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Asupan kalori yang cukup selama kehamilan memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan janin yang sehat, terutama untuk mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan rendah atau underweight.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Muhammad Fadli Sp.OG, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang lulus dari Universitas Indonesia.
Menurut dr. Fadli, apabila ibu hamil kekurangan kalori, pertumbuhan janin dapat terganggu, yang dapat mengakibatkan bayi lahir dengan ukuran lebih kecil dari yang seharusnya.
"Jika kalori yang dikonsumsi ibu hamil tidak mencukupi, kemungkinan besar bayi akan lahir dengan berat badan rendah, atau pertumbuhannya bisa terhambat," jelasnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Ia menjelaskan, pada ibu hamil dengan indeks massa tubuh (BMI) normal, kenaikan berat badan yang disarankan adalah sekitar 12-16 kilogram sepanjang kehamilan.
BACA JUGA:Siasati Anak Minum Susu Saat Sarapan untuk Asupan Mikronutrien yang Optimal
BACA JUGA:Pentingnya Asupan Protein untuk Penuaan yang Sehat
Pada trimester pertama, ibu hamil tidak perlu menambah asupan kalori karena kebutuhan kalori selama trimester pertama masih sama seperti sebelum kehamilan.
Namun, seiring berjalannya kehamilan, pada trimester kedua, ibu hamil perlu menambah sekitar 400 kalori per hari, karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mendukung perkembangan janin.
Pada trimester ketiga, kebutuhan kalori meningkat menjadi sekitar 500 kalori per hari. Penambahan kalori ini tentunya harus disesuaikan dengan perhitungan BMI ibu agar tidak terjadi kenaikan berat badan yang berlebihan.
Dr. Fadli juga menekankan pentingnya pemeriksaan rutin seperti USG untuk memantau perkembangan janin.
Proses ini memungkinkan dokter untuk melihat estimasi berat badan janin, serta memastikan adanya pertumbuhan yang sehat dengan mengamati ukuran kepala, perut, dan lingkar paha janin.
Selain itu, gerakan aktif janin yang terdeteksi juga menjadi indikasi penting kesehatan janin.
"Janin dianggap kecil jika persentil pertumbuhannya berada di bawah 10 persen. Sebaliknya, jika persentilnya di atas 90 persen, bisa jadi bayi tumbuh lebih besar dari normal. Kami juga menggunakan USG untuk memeriksa aliran darah dan jumlah cairan ketuban, serta memantau gerakan janin," kata dr. Fadli.
Menurutnya, kehamilan yang sehat dapat dikenali jika janin bergerak aktif dalam kandungan.
Jika janin kurang aktif, hal itu bisa menjadi tanda adanya masalah pada plasenta atau aliran darah, atau bisa juga menunjukkan bayi kekurangan asupan gula (hipoglikemi). (*)