Psikolog Berikan Panduan untuk Lindungi Anak dari Eksploitasi Seksual dan Grooming

Ilustrasi - Kampanye menolak kekerasan pada anak. (ANTARA/Abriawan Abhe/dok) --
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, memberikan beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dari ancaman eksploitasi seksual, termasuk praktik child grooming.
Child sexual grooming adalah proses di mana seseorang, biasanya orang dewasa, berusaha membangun hubungan emosional dengan anak atau remaja untuk mendapatkan kepercayaan mereka, kemudian memanipulasi dan mengeksploitasi mereka secara seksual, baik secara langsung maupun melalui platform daring.
Dalam wawancaranya dengan ANTARA, Kasandra menjelaskan bahwa grooming ini melibatkan manipulasi, penipuan, dan penguasaan terhadap korban.
Pelaku berusaha mendapatkan kepercayaan anak dan orang tua mereka sebelum melakukan tindakan yang lebih merugikan.
Untuk mencegah hal ini, Kasandra menyarankan orang tua untuk aktif membangun komunikasi yang terbuka dengan anak.
Dengan komunikasi yang baik, anak akan merasa lebih nyaman untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka.
Orang tua juga harus mendampingi anak, membantu mereka mengenali situasi berisiko, dan memberikan arahan yang tepat.
"Ajarkan anak tentang pentingnya mengetahui batasan pribadi dan bagaimana mengatakan 'tidak' jika merasa tidak nyaman dengan suatu perilaku," tambahnya.
Kasandra juga menekankan pentingnya memberikan edukasi seksual yang sesuai dengan usia anak, mulai sejak usia 12 tahun, agar mereka dapat memahami batasan dan risiko yang ada di sekitar mereka.
Diskusi tentang kejahatan seksual dan cara melindungi diri juga sangat penting dilakukan orang tua.
Selain itu, Kasandra mengingatkan orang tua untuk memantau aktivitas anak di dunia digital.
Penggunaan media sosial dan aplikasi harus diawasi dengan cermat agar bisa segera terdeteksi jika ada perilaku mencurigakan yang bisa berisiko pada anak.
"Penting untuk mendampingi anak di dunia maya dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang ancaman kejahatan di dunia digital serta cara melindungi diri," jelasnya.
Orang tua juga harus aktif terlibat dalam kehidupan sosial anak, mengenal teman-teman mereka, serta memantau kegiatan yang mereka ikuti, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan cara ini, orang tua dapat memahami lebih dalam tentang lingkungan sosial anak.
"Waspadai tanda-tanda perubahan perilaku anak, seperti menarik diri dari interaksi sosial atau menunjukkan sikap yang tidak biasa," kata Kasandra.
Kasandra juga menekankan pentingnya edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang perlindungan anak, serta memperkuat perlindungan hukum untuk mengurangi jumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak. (*)