Kolaborasi Jadi Kunci Implementasi Kurikulum Merdeka di SMK
Kegiatan Talk Show dalam rangka implementasi kurikulum merdeka di SMK.--
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pilihan bagi sekolah untuk berkolaborasi memasarkan hasil karya para siswa.
Penggunaan teknologi yang sederhana dan berani mengambil peluang dalam proses bisnisnya mampu menjadi alasan SMK untuk bermitra.
“Jika sekolah bermitra dengan UMKM, diharapkan akan terjalin kerja sama. Produk-produk Teching Factory (TEFA) bisa dipasarkan, ide-ide UMKM bisa ditangkap TEFA di sekolah sehingga produk-produk bisa dijual bersama,” kata Wardani.
Sejalan dengan itu, untuk mendukung produk TEFA dan memperkaya program Bangga Buatan Indonesia untuk digunakan Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Sistem Pengadaan Aplikasi Sekolah (SIPLah) agar dapat digunakan oleh jenjang pendidikan lainnya.
Terdapat tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.
Sekolah diberikan kebebasan untuk mengimplementasikannya sesuai dengan keadaan sekolah masing-masing.
Direktur SMK mengatakan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka yang berada “di ujung barat” sangat kuat, sehingga kapanpun anak dibawa ke industri pilihan akan diterima dan didesain bersama untuk pola pembelajarannya.
Harapannya, para siswa akan lebih kompeten dengan latihan-latihan yang sudah disiapkan sesuai dengan kemampuan dan standar industri tersebut.
“Kemendikbudristek berharap dengan kurikulum merdeka yang sudah diimplementasikan di SMK dan adanya kolaborasi dengan industri mampu menghasilkan siswa yang siap bersaing secara global,” pungkas Wardan. (*)