Kemendikbudristek Rilis Drama Audio Misteri Untuk Tingkatkan Literasi

Mendikbudrsitek Nadim Makarim saat meliris drama audio misteri untuk tingkatkan literasi.--

JAKARTA-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merilis 10 episode drama audio bertemakan “Misteri Nusantara” sebagai bagian dari program “Sandiwara Sastra Musim Kedua” untuk meningkatkan literasi masyarakat.

“Program ’Sandiwara Sastra’ bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi. Lebih dari itu, ‘Sandiwara Sastra’ adalah sebuah upaya untuk meningkatkan literasi (masyarakat),” ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra pada konferensi pers peluncuran “Sandiwara Sastra Musim Kedua” di kantor Kemendikbudristek.

Menurut Mahendra, sastra penting untuk memajukan kebudayaan nasional dan membentuk karakter bangsa karena pendengar dapat mengambil pelajaran mengenai berbagai nilai-nilai kemanusiaan melalui karakteristik dan tindakan yang ditunjukkan oleh berbagai tokoh yang muncul dalam suatu karya sastra.

BACA JUGA:Satuan Pendidikan Dukung Penerapan Kurikulum Merdeka Secara Nasional

BACA JUGA:AGPPI Sebut Kadis Pendidikan Di Daerah Harus Berlatarbelakang Guru

Oleh karena itu, Mahendra berharap program “Sandiwara Sastra Musim Kedua” dapat membuat karya sastra lebih dekat dengan masyarakat dan memberi warna baru pada perkembangan media sastra di Indonesia.

“Upaya ini juga merupakan gerakan untuk menambah kecintaan sastra di kalangan generasi muda,” ucap dia.

Sepuluh cerita dalam “Sandiwara Sastra Musim Kedua” diangkat berdasarkan cerita rakyat dan legenda urban di berbagai wilayah di Tanah Air yang menunjukkan kearifan lokal masing-masing daerah.

Kesepuluh cerita itu adalah “Perempuan Perkasa” (Papua), “Kampung Mati dan Hantu Berang-Berang” (Kalimantan), “Si Manis Jembatan Ancol” (Jakarta), “Pahlawan” (Bali), “Bombol dan Babi” (Nusa Tenggara Timur), “Keris” (Jawa Tengah), “Di Tubuh Tara dalam Rahim Pohon” (Sulawesi Selatan), “Mimpi Jurai” (Sumatera), “Sandekala” (Jawa Barat), dan “Halo Bleki” (Aceh).

Dua sutradara ditunjuk untuk memproduksi drama audio itu, yaitu Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga. Joned bertanggung jawab dalam pembuatan empat episode drama, sementara enam episode lainnya digarap oleh Heliana.

BACA JUGA:Kurikulum bencana diperlukan dalam pendidikan TK hingga SMA, Ini Kata IDAI

BACA JUGA:Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Klaim Sudah Capai 90 Persen

Produksi program “Sandiwara Sastra Musim Kedua” dilakukan dalam sekitar waktu satu tahun dengan melalui berbagai tahap, yakni riset, penulisan naskah, latihan, perekaman, penyuntingan, serta pembuatan musik.

Publik dapat mengunjungi pameran poster serta mendengarkan sampel audio dari beberapa cerita yang ditampilkan dalam program ini di Lobi Gedung E, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, mulai 30 Oktober hingga 12 November 2023.

Tag
Share