Pupus Nestapa Piala Dunia

SELEBRASI: Pemain Timnas Qatar berselebrasi setelah berhasil menjuarai Piala Asia 2023 Sabtu malam kemarin (10/2) di Lusail Stadion, Qatar. Qatar berhasil mengalahkan Jordania dengan skor 3-1. --

Jika ukuran turnamen FIFA yang digelar di Qatar dipakai untuk Piala Dunia 2010, Afrika Selatan pastilah masuk babak knockout.

Pencapaian itu menjadi mimpi buruk yang sulit disingkirkan dari ingatan Qatar, khususnya masyarakat sepak bola mereka.

Pengalaman sangat menyakitkan itu menjadi ironi untuk sukses penyelenggaraan turnamen Piala Dunia yang justru dicapai secara fenomenal oleh Qatar.

Bagaimana tidak, Piala Dunia 2022 disebut-sebut sebagai turnamen FIFA paling memikat hati, paling dramatis dan paling dikenang sepanjang sejarah modern manusia.

Di sanalah, kehebatan Lionel Messi di lapangan hijau tersempurnakan. Salah satu pesepak bola terbesar sepanjang zaman itu akhirnya mendapatkan trofi yang sebelumnya tak pernah dia raih.

Qatar mungkin akan selalu ada dalam kenangan Messi.

Bukan hanya itu, turnamen Piala Dunia di Qatar adalah juga turnamen FIFA yang paling menyedot perhatian manusia sejagat raya. Miliaran manusia menyaksikan perhelatan itu.

Hapus Jejak Buruk

Pil teramat pahit akibat tersingkir dari Piala Dunia dengan tak memperoleh satu poin pun itu mungkin lebih menyakitkan ketimbang rangkaian kritik kepada Qatar menjelang kickoff Piala Dunia 2022, yang berpusat pada perlakuan negara itu kepada buruh migran dan warga minoritas.

Para penguasa Qatar sudah tahu kritik-kritik semacam itu tak akan membatalkan FIFA dalam menggelar turnamen di negara kaya raya di Teluk Arab tersebut yang juga Piala Dunia pertama yang diadakan di tanah Arab.

Tetapi apa yang dicapai selama Piala Dunia 2022, sempat menggerus kepercayaan diri Qatar, apalagi mereka agresif meneguhkan diri sebagai pemimpin kawasan dan global dengan memanfaatkan segala matra, termasuk olahraga.

Yang lebih menyesakkan lagi, kegagalan itu membuat Qatar tak bisa mengagungkan diri lebih hebat dari pada Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang selain bersekutu dengan Qatar, diam-diam sengit bersaing di segala arena kehidupan global, dari panggung politik dan diplomasi, sampai olahraga dan ekonomi serta sains.

Rasa itu sempat mengganggu persiapan mereka menghadapi Piala Asia 2023 yang semestinya digelar tahun lalu di China.

Qatar memenangkan bidding setelah Indonesia dan Australia mengundurkan diri.

Korea Selatan juga mengajukan tawaran tapi Qatar yang sukses menyelenggarakan Piala Dunia 2022 adalah pilihan yang tak mungkin dikesampingkan oleh badan sepak bola Asia, AFC.

Tag
Share