BI Provinsi Jambi Fasilitas Wartawan Kunjungi Peruri

BERSAMA : Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forweb foto bersama usai mengunjungi Perum Peruri --

Proses Cetak Uang Butuh Waktu 25 Hari Hingga Siap Edar

JAMBIEKSPRES.CO - Proses pencetakan uang tenyata tidaklah instan. Mulai dari desain hingga menjadi uang yang siap diedarkan, membutuhkan waktu setidaknya 25 hari bahkan bisa lebih. Hal itu disampaikan oleh Muhsin Yurgen, Kepala Departemen Kesiapan Cetak Perum Peruri saat menerima kunjungan puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis (Forweb) Jambi.

Difasilitasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, puluhan wartawan Forweb ini berkesempatan menyaksikan langsung proses pencetakan uang di Perum Peruri yang berada di Karawang, Jawa Barat pada Rabu (22/5/2024). Dimana kunjungan ini mengungkapkan proses detail di balik produksi mata uang yang menjadi tulang punggung ekonomi negara.

Hanya saja saat melihat langsung proses pencetakan uang rupiah, awak media tidak diperkenankan untuk mengambil gambar. Semua alat komunikasi dan alat yang dapat merekam gambar tidak diperkenankan untuk dibawa kedalam gedung tempat pencetak uang.

Muhsin Yurgen menceritakan, sejak dimulainya pembangunan kawasan Perum Peruri pada tahun 1991, baru pada tahun 1995 pencetakan uang secara resmi dimulai di sana. Dan sejak saat itu Perum Peruri telah menjadi pusat penting dalam memproduksi uang kertas untuk kebutuhan negara. “Beragam pecahan uang, mulai dari yang kecil hingga besar diproduksi di lingkungan Perum Peruri. Uang pecahan kecil seperti 1.000, 2.000, dan 5.000 Rupiah, uang pecahan sedang seperti 10.000 dan 20.000 Rupiah, serta uang pecahan besar seperti 50.000 dan 100.000 Rupiah semuanya dicetak menggunakan mesin yang berbeda,” katanya.

BACA JUGA:7.900 Sambungan Sempat Terdampak Akibat Pipa PDAM ACP 300 MM di Jalan Gatot Subroto Pecah

BACA JUGA:Amirullah: Ajang Pamer Karya dan Peluang Ekonomi

Tidak hanya mencetak uang, Perum Peruri juga mencetak Paspor, materai, perangko bahkan ada negara lain juga yang pernah mencetak uang di Perum Peruri, seperti Argentina, Peru, Somalia dan Nepal. Namun tetap diprioritaskan untuk mencetak uang Rupiah guna memenuhi permintaan kebutuhan uang dalam negeri. “Kita bangga dengan produk Rupiah Indonesia, karena desain uang kita pada tahun 2022 merupakan desain terbaik di dunia, dinilai oleh organisasi internasional terkait dengan uang yang menilai uang Indonesia memiliki unsur budaya, pembaharuan, pembangunan menjadi simbol negara,” jelas Muhsin.

Perum Peruri menjadi satu-satunya tempat percetakan uang terbesar di dunia yang berada di satu tempat, negara lain memang banyak punya tempat pencetakan uang, namun lokasinya tersebar dan tidak berada dalam satu titik yang sama, seperti Perum Peruri yang berada di Karawang, Jawa Barat memiliki luas lahan sebesar 202 hektar.

Untuk proses pencetakan uang sebut Muhsin, awalnya uang dicetak dalam ukuran besar dan kemudian dipotong menjadi ukuran kecil yang siap edar, membutuhkan waktu 25 hari. Perum Peruri tidak bekerja secara sembarangan, hanya mencetak uang sesuai dengan pesanan diterima dari Bank Indonesia, yang sudah direncanakan sejak tahun sebelumnya. “Setiap tahunnya, Perum Peruri mencetak sekitar 13 miliar lembar uang, termasuk berbagai pecahan kecil dan besar. Meski demikian, risiko kesalahan cetak tetap ada dan selalu diantisipasi dengan melakukan sortir sebelum uang diedarkan,” sebutnya.

Dalam hal memastikan keamanan uang, Perum Peruri menggunakan tinta khusus yang memiliki fitur keamanan, seperti spark. Hal ini membuat sulit bagi pihak yang tidak berwenang untuk memalsukan uang. Namun menanggapi video viral mengenai uang spesimen, Muhsin Yurgen menegaskan bahwa setiap uang yang beredar seharusnya telah disetujui oleh Bank Indonesia.

Sementara itu, Nur Cahaya, Kepala Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, menambahkan bahwa setiap tahunnya BI Provinsi Jambi mengadakan kegiatan pembinaan kapasitas untuk wartawan. Dengan harapan agar mereka dapat menyampaikan informasi tentang proses pembuatan uang dengan cara yang positif kepada masyarakat. 

Setelah menyaksikan langsung proses pembuatan uang harapannya dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar cinta, bangga dan paham (CBP) terhadap Rupiah. “Kunjungan wartawan ke Perum Peruri tidak hanya memberikan wawasan tentang proses pencetakan uang, tetapi juga menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap mata uang Rupiah. Diharapkan, dengan pengetahuan yang diperoleh, masyarakat akan lebih mencintai dan memahami nilai uang Rupiah,” imbuhnya. (*)

Tag
Share