Mitos dan Fakta Tentang Sedot Lemak yang Perlu Diketahui?
Ilustrasi - Proses sedot lemak di NOVI’S Dermatology Bekasi--
JAMBIEKSPRES.CO-Sedot lemak, atau lipoplasti, adalah prosedur bedah kosmetik yang bertujuan menghilangkan lemak dari area tertentu pada tubuh.
Namun, banyak mitos yang berkembang mengenai prosedur ini.
Mitos pertama adalah bahwa sedot lemak dapat menurunkan berat badan secara signifikan.
BACA JUGA:Mengapa Sedot Lemak Tidak Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan? Begini Saran Dokter
BACA JUGA:Hindari Klinik Murah untuk Prosedur Sedot Lemak, Pastikan Standar Kualifikasi
Padahal, prosedur ini hanya efektif untuk mengurangi lemak di area tertentu dan tidak menggantikan pola makan sehat dan olahraga rutin.
Mitos kedua menyebutkan bahwa hasil sedot lemak bersifat permanen.
Faktanya, tanpa gaya hidup sehat dan olahraga teratur, lemak bisa kembali muncul setelah prosedur.
Mitos ketiga adalah bahwa sedot lemak dapat mengencangkan kulit.
Namun, prosedur ini hanya menghilangkan lemak dan tidak berdampak pada kekencangan kulit. Konsultasi tambahan mungkin diperlukan untuk mengatasi kulit yang mengendur setelah prosedur.
Mitos keempat mengklaim bahwa sedot lemak dapat dilakukan di semua bagian tubuh.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Bau Badan Seseorang Bisa Menular ke Orang Lain?
BACA JUGA:Ini Dia 5 Penyebab Bau Badan dan 5 Cara Gampang Mengatasinya
Sebaliknya, prosedur ini biasanya diterapkan pada area seperti perut, pinggang, pinggul, punggung, pipi, dagu, leher, pantat, betis, dan lengan bagian atas.
Mitos terakhir adalah bahwa sedot lemak dapat dilakukan oleh siapa saja.
Faktanya, prosedur ini tidak cocok untuk individu dengan berat badan kurang, penyakit kronis, atau kondisi kulit yang kurang sehat.
BACA JUGA:Waspada Bahaya Obesitas dari Konsumsi Minuman Manis
BACA JUGA:Cara Mempertahankan Kesehatan Tulang dan Otot Setelah Usia 35 Tahun
Prosedur sedot lemak memiliki risiko efek samping seperti memar, peradangan, tromboflebitis, dan mati rasa sementara.
Untuk meminimalkan risiko, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan prosedur. (*)