JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus cuci darah pada anak-anak.
Lonjakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan tenaga medis dan orang tua.
Dr. Siti Aisyah, dokter spesialis anak di RSCM, mengungkapkan beberapa penyebab utama peningkatan ini.
BACA JUGA:Mengapa Sedot Lemak Tidak Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan? Begini Saran Dokter
BACA JUGA:Hindari Klinik Murah untuk Prosedur Sedot Lemak, Pastikan Standar Kualifikasi
"Banyak faktor yang berkontribusi, termasuk kelainan bawaan pada ginjal, infeksi, serta penyakit sistemik seperti lupus dan diabetes tipe 1 yang dapat merusak ginjal anak," jelasnya.
Selain itu, Dr. Siti menekankan pentingnya deteksi dini dan perawatan yang tepat.
"Dengan kemajuan teknologi medis, lebih banyak anak dapat didiagnosis lebih awal dengan masalah ginjal. Deteksi dini ini memungkinkan perawatan segera, termasuk cuci darah jika diperlukan," bebernya
Gaya hidup dan faktor lingkungan juga menjadi perhatian.
BACA JUGA:Vaksin HPV untuk Pria Dapat Mengurangi Risiko Kanker Serviks pada Pasangannya
BACA JUGA:8 Risiko Kesehatan yang Mengintai dari Penggunaan Kipas Angin Saat Tidur
"Pola makan yang tidak sehat dan paparan polusi dapat berkontribusi pada kerusakan ginjal, bahkan pada anak-anak," tambah Dr. Siti.
RSCM, sebagai rumah sakit rujukan nasional, menerima pasien dari berbagai daerah di Indonesia.
"Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah anak yang memerlukan cuci darah di RSCM," kata Dr. Siti.
Kementerian Kesehatan mengimbau para orang tua untuk memantau kesehatan anak-anak mereka dengan lebih cermat.
"Pola makan seimbang, hidrasi yang cukup, dan pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mencegah masalah ginjal pada anak-anak," ujar perwakilan Kementerian Kesehatan.
BACA JUGA:Pentingnya Memilih Produk Perawatan Anak yang Alami
BACA JUGA:Ternyata Vaksinasi Dewasa Dapat Mengendalikan Penyakit Cacar
Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal anak sejak dini untuk mengurangi risiko penyakit ginjal di kemudian hari. (*)