MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO-Permintaan gabah kering di Kabupaten Tanjabtim mengalami peningkatan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Kondisi ini berdampak pada kualitas gabah, yang menjadi lebih baik dan meningkatkan harga jualnya.
Suparjo, seorang petani di Kecamatan Geragai, menjelaskan bahwa musim kemarau berdampak pada kualitas gabah kering, menjadikannya lebih baik untuk dijadikan bibit.
BACA JUGA:Harga Bawang Putih dan Cabai Merah Melonjak, Ini Data Harga Pangan Terbaru
BACA JUGA:Harga Jeruk di Kerinci Anjlok ke Rp 5 Ribu per Kilogram
"Panen padi juga terpengaruh oleh kemarau ini, namun kualitas gabah untuk bibit menjadi baik," ujarnya.
Dia menambahkan, tingginya permintaan gabah kering saat ini juga mempengaruhi harga jual, yang meningkat menjadi sekitar Rp 7.000 - 8.000 per kilogram.
"Permintaan yang tinggi dan kualitas gabah yang baik untuk bibit adalah faktor utama kenaikan harga ini," terangnya.
Suparjo juga menyebutkan bahwa di Desa Suka Maju, petani umumnya menanam padi jenis MR.
BACA JUGA:Harga Cabai Rawit Merah Melonjak Signifikan, Capai Rp74.470 per Kg
BACA JUGA:Permintaan Gabah Kering Meningkat, Harga Naik Tajam
Panen padi di Kecamatan Geragai diperkirakan masih akan berlangsung hingga satu bulan ke depan.
Menurut Suparjo, meskipun kemarau terus berlanjut, petani tetap mendapatkan keuntungan karena hasil panen yang berkualitas bagus dan melimpah.
"Tingginya harga gabah sebanding dengan kualitas hasil panen padi petani," tambahnya.
Harga gabah yang tinggi sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu dan disambut positif oleh petani karena melebihi harga ketetapan pemerintah pusat yang sekitar Rp 6.000 per kilogram.