Kawal Keputusan MK dan Tolak Revisi UU Pilkada
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Ribuan mahasiswa dari beberapa Universitas di Provinsi Jambi berunjak rasa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi, pada Jumat (23/8/2024).
Aksi demo ini dimulai sejak pukul 09.30 WIB, diawali dengan longmarch dari Simpang Bank Indonesia menuju gedung parlemen Telanai.
Tampak ratusan personal Anggota Kepolisian turun untuk mengamankan jalannya aksi tersebut.
Diketahui, demo yang dilakukan oleh mahasiswa ini untuk mengawal keputusan DPR RI yang membatalkan revisi Undang-undang Pilkada.
Pada jalannya demo, tampak terjadi saling dorong mendorong antara mahasiswa dan pihak Kepolisan.
BACA JUGA:19 Ribu KPM Akan Terima Bantuan Beras dari Pemerintah
BACA JUGA:Kerahkan 5.400 Personel untuk Pengamanan Pilkada Serentak Tahun 2024
Total mahasiswa yang hadir di depan Kantor DPRD Provinsi Jambi tersebut sekitar 1.000 orang, masing-masing dari Universitas Jambi (Unja), Universitas Muhammadiyah (UM) dan Universitas Sultan Thaha Syaifuddin Jambi (UIN) dan kampus lainnya.
Demonstran tersebut akan terus melakukan aksi unjuk rasa sampai salah satu Anggota DPRD menemui massa.
"Kami akan terus berada di depan Gedung DPRD sampai salah satu Anggota DPRD Provinsi Jambi turun menemui kami," kata salah seorang pengunjuk rasa.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Risma Pasaribu mengatakan, dirinya kecewa dengan aparat yang bertugas karena tugas dasarnya adalah melindungi masyarakat, namun, pada aksi demo malah terjadi kericuhan.
"Kurang lebih ada 10 orang mahasiswa yang kena pentungan, tangannya berdarah, jatuh dan ada yang masuk ke rumah sakit namun bisa langsung pulang setelah diobati," kata Risma.
Ia mengakui, demo kali ini, tuntutan mahasiswa tak sampai karena tujuan kita ingin menduduki gedung Dewan, namun, dihalangi aparat kepolisian yang berjilid-jilid datang.
Ditambahkannya, mahasiwa akan melakukan aksi lanjutan karena mahasiswa mengawal keputusan MK yang tak bisa diganggu gugat. Ia juga geram dengan anggota DPRD yang tak menemui massa.