"Saya dengar set gamelan yang dibuat untuk belajar gamelan itu rusak satu set kempulnya. Ketika mengetahui itu, kita responsif menyumbangkan satu set kempul dan disetujui warga sekolah," kata KPH Wironegoro selaku Ketua Yayasan Edukasi Anak Nusantara (YEAN) yang membawahkan Sekolah Tumbuh kepada ANTARA.
Kedatangan rombongan Sekolah Tumbuh siang itu sekaligus membuka harapan baru pengenalan kesenian tradisional Indonesia di Bremen, Jerman, lantaran set gamelan di SD Rechtenflether telah kembali lengkap.
Selain diperuntukkan bagi siswa, kelas gamelan itu terbuka bagi masyarakat Bremen secara umum.
Setidaknya ada 13 set alat musik untuk bermain gamelan. Selain set kempul, SD di salah satu kota pelabuhan di Jerman itu telah memiliki demung, gambang, saron, bonang penerus, bonang barung, gender, peking, kethuk, gong ageng, kenong, slenthem, serta gong suwukan.
Inisiatif mulia Sekolah Tumbuh itu pun mendapat dukungan dari KJRI Hamburg dengan menanggung seluruh biaya pengiriman satu set kempul ke Jerman.
Rangkaian kegiatan itu merupakan bagian dari program kunjungan sosial budaya Sekolah Tumbuh Yogyakarta ke Eropa (Belanda dan Jerman) yang difasilitasi oleh Stichting Hibiscus di Belanda.
"Gundul-gundul Pacul" dan persahabatan
SD Rechtenflether dan Sekolah Tumbuh Yogyakarta tak ingin melewatkan momen serah terima donasi satu set gong kempul baru itu dengan seremonial resmi belaka.
Kedua belah pihak pun melanjutkan perayaan persahabatan itu dengan saling unjuk penampilan kesenian tradisional masing-masing.
Siang itu pula, suara tabuhan gamelan dari tangan-tangan terampil siswa-siswi Sekolah Tumbuh mengalun indah di salah satu ruangan SD Rechtenflether.
Dengan diiringi gamelan, lagu "Gundul-gundul Pacul" yang dibawakan 20 dari 24 siswa-siswi rombongan Sekolah Tumbuh memukau seisi ruangan, termasuk Konjen RI Renata Siagian yang turut menghadiri momen membanggakan itu.
Menurut Kepala SMA Tumbuh Emy Rahmawati, lagu "Gundul-gundul Pacul" menjadi satu-satunya tembang yang sengaja disiapkan untuk ditampilkan di SD Rechtenflether.
Selain tidak rumit dibawakan, tembang dolanan atau lagu permainan asal Jawa Tengah yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1400-an itu menyiratkan sebuah nasihat agar menghindari sifat sombong dan secara sosial menjadi simbol persahabatan.
Menyambut penampilan dari Sekolah Tumbuh, para siswa SD Rechtenflether pun membalasnya dengan mempersembahkan dua buah lagu Jerman.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para siswa untuk berinteraksi intens dan saling mengenal satu sama lain sembari menyantap berbagai jajan pasar khas Indonesia beserta kudapan Jerman.
Keseruan permainan tradisional Indonesia macam gasing serta bekel pun makin menguatkan jalinan persahabatan yang tercipta di antara mereka.