JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi berkolaborasi dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saefuddin Jambi, membuat cek fakta pilkada untuk menangkal penyebaran hoaks yang berpotensi menciderai demokrasi.
Pilkada serentak mulai dari pemilihan gubernur, bupati dan wali kota, kini memasuki tahapan kampanye.
Eskalasi penyebaran misinformasi, disinformasi maupun malinformasi pun sudah mengkhawatirkan.
Menurut catatan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), selama semester satu 2024 penyebaran hoaks di ruang digital terkait tahapan Pemilu 2024 melonjak signifikan, yakni mencapai 2.119 hoaks.
BACA JUGA:Bawaslu Libatkan Media Awasi Pilkada Jambi
BACA JUGA:Siapkan Satgas Anti Hoaks untuk Kawal Informasi Pilkada 2024
Jumlah tersebut hampir menyamai total hoaks sepanjang tahun 2023.
Tren ini menimbulkan kekhawatiran terdapat penyebaran hoaks yang masif dengan menyerang penyelenggara pemilu, kontestan, serta partai pendukung menjelang Pilkada 2024.
"Upaya pencegahan, pembatasan, pengurangan dan penghilangan penyebaran hoaks harus dilakukan maksimal, agar residunya tak berdampak pada publik," kata Ketua AJI Jambi, Suwandi, Rabu (2/9) kemarin.
Perkembangan teknologi saat ini, kata Suwandi dapat mempercepat penyebaran dan meningkatkan produksi hoaks.
Artificial intelligence (AI) generatif yang canggih diketahui dapat membuat kloning suara manusia, gambar, dan video yang sangat realistis dalam hitungan detik, dengan biaya minimal.
BACA JUGA:Parpol Diharapkan Cegah Penyebaran Hoaks untuk Pilkada 2024 yang Damai
BACA JUGA:Perlu Antisipasi Duplikasi Kecurangan pada Pilkada 2024
Bila dikaitkan dengan algoritma media sosial yang canggih, konten palsu yang dibuat secara digital dapat menyebar jauh dan cepat serta menargetkan audiens yang sangat spesifik.
Gangguan informasi ini menyasar pemilih sampai ke ruang private mereka, seperti whatsapp grub keluarga. Penyesatan informasi dilakukan dengan menyamar menjadi salah satu kandidat, untuk merusak reputasinya.