JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Tingginya intensitas hujan yang melanda kota Jambi dalam beberapa waktu terakhir mengkhawatirkan para petani cabai.
Kondisi cuaca ekstrem ini berpotensi berdampak negatif pada produksi cabai, yang merupakan salah satu komoditas penting bagi perekonomian lokal. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah setempat berencana memberikan bantuan berupa obat tanaman untuk membunuh hama yang mengancam tanaman cabai.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, dengan curah hujan yang tinggi, diyakini dapat menyebabkan serangan hama yang lebih intens, sehingga mengakibatkan penurunan produksi di tingkat petani.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi menanggapi situasi ini dengan rencana menurunkan tim ke lapangan. Tim tersebut akan memberikan bimbingan mengenai pola tanam yang baik dan menyerahkan bantuan obat untuk membantu petani mengatasi hama.
BACA JUGA:Harga Pangan Fluktuatif, Cabai Rawit Melonjak Jadi Rp45.170 per kg
BACA JUGA:Perkiraan Cuaca Indonesia, Hujan Ringan Diperkirakan di Banyak Wilayah
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Evridal Asri, menjelaskan bahwa perubahan iklim yang drastis ini dapat memicu turunnya produksi cabai dan berpotensi menyebabkan gagal panen. “Kami menyadari bahwa hujan yang berlebihan dapat menciptakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi tanaman cabai,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya intervensi cepat untuk menjaga keberlangsungan produksi cabai.
Evridal juga menambahkan bahwa meskipun saat ini pemerintah belum menerima laporan resmi dari masyarakat terkait gagal panen cabai, mereka tetap akan aktif melakukan pemantauan di lapangan. “Kami akan terus melakukan pembinaan dan memberikan bantuan kepada petani yang terdampak cuaca buruk. Kami ingin memastikan mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk mengatasi masalah ini,” katanya.
Pemerintah Kota Jambi, sebut dia, berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada petani agar dapat bertahan di tengah tantangan cuaca yang ekstrem. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan para petani dapat lebih siap menghadapi hama dan menjaga produksi cabai tetap stabil.
Bedasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, kebutuhan cabai kota Jambi mencapai 12 ton per hari, dengan asumsi jumlah penduduk kota Jambi sekitar 626 ribu jiwa.
Secara umum, kebutuhan cabai kota Jambi masih bergantung dengan pasokan dari luar daerah. Karena dari produksi hasil petani kota Jambi hanya mampu menghasilkan 25 ton per tahun.
"Artinya produksi cabai petani hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sekitar dua hari," kata Evridal.
Memang lahan petani cabai di kota Jambi tidak luas, hanya ada beberapa titik di kawasan Alam Barajo dan Kota Baru. Luasnya saat ini hanya 25 hektare. Itupun menyebar.
Kota Jambi memang bukanlah daerah penghasil komoditi pertanian, melainkan kota perdagangan dan jasa. Keterbatasan lahan dan sumber daya yang ada menjadi tantangan sendiri sekaligus peluang bagi Kota Jambi.
"Masyarakat Kota Jambi dapat manfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan media tanam, minimal cukup memenuhi kebutuhan bahan pokok sehari-hari," jelasnya.