JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi (UIN STS Jambi) terus berupaya menjadi pionir dalam pengembangan teknologi hijau di Indonesia.
Melalui kerja sama dengan STEM Indonesia, universitas ini tengah mengembangkan sebuah inovasi yang sangat dibutuhkan, yakni sistem pengolahan sampah organik menjadi biogas.
Masalah sampah organik di Jambi, seperti di banyak daerah lain di Indonesia, telah menjadi persoalan serius. Tumpukan sampah organik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga melepaskan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
BACA JUGA:Menteri Agama Tunjuk Prof Zainul Hamdi Jadi Plt. Rektor UIN STS Jambi, Ini Profilnya
BACA JUGA:2025, Fakultas Kedokteran UIN STS Jambi Ditargetkan Dibuka
Sistem pengolahan sampah organik yang akan dibangun di lingkungan kampus UIN STS Jambi ini bekerja dengan cara mengurai sampah organik secara anaerobik dalam sebuah reaktor.
Proses penguraian ini menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak atau sebagai sumber energi listrik.
Selain itu, sisa penguraian atau pupuk organik dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman.
"Kami memilih teknologi ini karena dinilai sangat efektif dan ramah lingkungan," ujar salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam proyek.
"Selain itu, biogas yang dihasilkan dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil," akunya.
BACA JUGA:UIN STS Jambi Fokuskan pada Targetkan Akreditasi Unggul
BACA JUGA:Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Gelar Revisi Kurikulum
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Mahasiswa UIN STS Jambi akan diberikan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli di bidang teknologi hijau.
Mereka akan terlibat dalam seluruh proses, mulai dari perancangan sistem, pembangunan, hingga pengoperasian.
"Kami berharap proyek ini dapat menjadi model bagi perguruan tinggi lain di Indonesia," ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN STS Jambi, Ayub Mursalin.