JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Samuel Kesuma, Chief Investment Officer Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengungkapkan bahwa awal siklus pemangkasan suku bunga acuan memberikan kesempatan bagi investor jangka panjang untuk masuk ke pasar saham.
Dia mencatat bahwa secara historis, pasar saham Indonesia telah menunjukkan kinerja positif saat suku bunga acuan dipangkas.
Dengan Price-to-Earnings Ratio (PE) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di angka 13,7 kali, saat ini merupakan waktu yang menarik untuk berinvestasi.
Walaupun ada arus keluar investor asing di akhir September 2024, Samuel menegaskan bahwa minat asing terhadap pasar Indonesia telah mengalami perbaikan signifikan selama tahun 2023 dan tahun ini.
BACA JUGA:Kapitalisasi Pasar Saham Syariah Tembus Rp6.894,12 Triliun pada Agustus 2024
BACA JUGA:Jumlah Investor Pasar Modal Jambi Capai 122 Ribu SID, Jumlah Transaksi Saham Rp 856,51 M
Namun, dia memperingatkan bahwa pergerakan arus dana asing bisa berfluktuasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pemilu di AS, ketegangan geopolitik, dan tantangan ekonomi domestik.
Samuel merekomendasikan beberapa sektor yang memiliki potensi jangka menengah hingga panjang, termasuk sektor keuangan, komunikasi, dan barang baku.
Ia juga menyoroti langkah Federal Reserve (The Fed) yang melakukan pemangkasan suku bunga lebih besar dari yang diharapkan, sebesar 50 basis poin.
Dalam proyeksi ke depan, Samuel memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali menurunkan suku bunga acuannya pada kuartal IV-2024 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah risiko perlambatan.
Suku bunga BI diharapkan berada di kisaran 5,5 hingga 5,75 persen pada akhir tahun ini.
Selisih suku bunga antara Asia dan AS diharapkan akan melebar, menjadikan suku bunga di Asia lebih menarik bagi para investor.
BACA JUGA:Menteri BUMN Siapkan Dua Opsi Divestasi Saham BSI
BACA JUGA:Sir Jim Ratcliffe Resmi Beli Saham Manchester United
Proyeksi pertumbuhan PDB AS yang moderat juga membuat Asia semakin diminati, karena siklus pengetatan suku bunga di Asia tidak seagresif di AS.