Pasca-Pilkada 2024, Momen Merajut Kembali Persaudaraan

Kamis 28 Nov 2024 - 23:10 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Guru Besar Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Sri Yunanto, mengatakan bahwa pasca-Pilkada 2024 harus dijadikan momen untuk membangun komunikasi antarkubu yang berbeda pandangan, serta merajut kembali hubungan persaudaraan antar sesama anak bangsa.
Prof. Yunanto mengungkapkan, meskipun dalam Pilkada 2024 terdapat berbagai pasangan calon dengan visi dan misi yang berbeda, semua pihak memiliki tujuan yang sama: membangun bangsa dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju.
"Dengan berakhirnya pilkada, saya mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali pilihan mereka dengan kepala dingin dan hati yang tenang," ujar Prof. Yunanto saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa pasca-Pilkada 2024 merupakan waktu yang tepat untuk berpikir jernih, serta memperkuat kembali komunikasi dan persaudaraan, bukan malah memperburuk situasi.

Menurutnya, perbedaan dalam sikap politik selama kampanye adalah bagian dari dinamika berdemokrasi, dan setiap orang harus saling menghormati pilihan masing-masing.
"Siapa pun yang terpilih nanti adalah pemimpin untuk semua, bukan hanya bagi pemilihnya," tegas Prof. Yunanto.
Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa ujaran kebencian, serangan terhadap kelompok lawan, atau eksploitasi perbedaan untuk kepentingan negatif harus dihindari.

"Perbedaan itu wajar karena bagian dari demokrasi dan kebinekaan kita," tambahnya.
Prof. Yunanto juga mengingatkan kepada peserta pilkada dan para pendukungnya untuk tidak menyebar provokasi atau ujaran kebencian jika hasil pemilihan tidak sesuai dengan harapan.

Ia menegaskan bahwa sudah ada mekanisme aduan dan peradilan yang bisa ditempuh, seperti melaporkan dugaan kecurangan ke Bawaslu atau mengajukan sengketa ke Mahkamah Konstitusi, daripada terjebak dalam praktik provokatif.
"Kalau ada yang tidak puas dengan hasil yang diputuskan, sampaikan ke Bawaslu atau ajukan ke Mahkamah Konstitusi, supaya sesuai dengan jalur yang benar," kata Prof. Yunanto.
Ia juga menilai penting untuk mencontoh sikap yang ditunjukkan oleh tiga pasangan calon pada Pilpres 2024: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Menurutnya, ketiga pasangan ini memberi teladan dengan menghormati proses demokrasi; yang menang tidak merasa jemawa, dan yang kalah menerima hasil dengan lapang dada.
"Ketiganya mampu memberikan teladan cara menghormati proses demokrasi," ujar Prof. Yunanto. (*)

Kategori :