JAMBIEKSPRES.CO-Saat cuaca sedang dingin, terutama ketika hujan turun, secangkir kopi panas sering kali menjadi pilihan yang menggoda untuk menghangatkan tubuh.
Banyak orang merasa lebih nyaman menikmati minuman hangat di tengah suhu yang menurun drastis.
Namun, meskipun secangkir kopi panas memberikan sensasi hangat, ternyata meminumnya saat cuaca dingin bisa memberikan efek sebaliknya pada tubuh. Kenapa begitu? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA:Mucikari Berkedok Warung Kopi di Merangin Diringkus Polisi
BACA JUGA:Rahasia Sederhana untuk Membuat Kopi Enak di Rumah
Seperti yang kita ketahui, suhu tubuh manusia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya. Ketika cuaca dingin, tubuh manusia berusaha mempertahankan suhu internal dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggigil.
Menggigil adalah mekanisme alami tubuh untuk menghasilkan panas, dan tubuh akan meningkatkan metabolisme guna menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Namun, saat kita mengonsumsi kopi panas, tubuh tidak hanya merasakan kehangatan sementara yang ditawarkan oleh minuman tersebut.
Kopi yang mengandung kafein ternyata bisa memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda, yaitu memicu sering buang air kecil.
Mungkin terdengar aneh, tetapi inilah salah satu alasan mengapa kopi panas tidak disarankan dikonsumsi saat cuaca dingin.
Kandungan utama dalam kopi yang menyebabkan tubuh lebih sering buang air kecil adalah kafein, senyawa alkaloid yang dikenal memiliki sifat diuretik.
Kafein bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan aliran darah ke ginjal, yang akhirnya meningkatkan produksi urine.
Ini bisa menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko dehidrasi ringan.
Meskipun kafein dapat memberikan efek stimulan yang membuat kita merasa lebih terjaga dan waspada, efek diuretiknya bisa memperburuk situasi saat cuaca dingin.
Ketika tubuh kehilangan cairan lebih cepat, tubuh akan lebih sulit untuk mempertahankan suhu yang stabil.
Padahal, dalam kondisi dingin, kita membutuhkan lebih banyak cairan dan kelembapan untuk menjaga suhu tubuh agar tetap optimal.
Kafein pertama kali ditemukan pada tahun 1819 oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, yang mengekstraksi senyawa ini dari biji kopi. Runge memberikan nama "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia dalam kopi.
Selain dalam kopi, kafein juga dapat ditemukan dalam tanaman lain seperti guarana (yang mengandung senyawa yang disebut guaranina), yerba mate (mateina), dan teh (teina).
Meskipun kafein dapat memiliki manfaat dalam meningkatkan kewaspadaan dan kinerja mental, pada cuaca dingin, efek sampingnya berupa diuresis (peningkatan produksi urine) justru bisa membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan, yang pada akhirnya berisiko menyebabkan tubuh merasa lebih dingin.
Jika tujuan utama kamu adalah menghangatkan tubuh di tengah cuaca dingin, mungkin ada baiknya memilih minuman hangat selain kopi.
Beberapa pilihan yang lebih baik di antaranya adalah teh herbal tanpa kafein atau minuman hangat lainnya seperti sup kaldu yang tidak hanya menghangatkan tubuh, tetapi juga menjaga hidrasi.
Teh herbal, seperti chamomile atau peppermint, tidak mengandung kafein dan dapat memberikan sensasi hangat tanpa efek diuretik.
Selain itu, minuman berbasis susu seperti susu hangat atau cokelat panas juga bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena dapat memberikan rasa kenyang dan kenyamanan tanpa menyebabkan tubuh kehilangan cairan.
Cuaca dingin sering kali membuat kita kurang merasa haus, namun tetap penting untuk menjaga hidrasi tubuh.